Tempo.co, Jakarta - Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto mengatakan penyebab banjir di Kelurahan Cipinang Melayu hari ini karena cuaca. Alasan itu dianggap sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang curah hujan ekstrem pada 18-20 Februari 2021.
"Dengan demikian terbukti tadi malam itu hujannya di atas rata-rata," kata Sabdo saat meninjau lokasi pengungsian warga Cipinang Melayu di Universitas Borobudur, Jakarta Timur, Jumat, 19 Februari 2021
Menurut Sabdo, curah hujan yang turun pada dini hari tadi adalah 160 milimeter per hari. Lokasinya berada di sekitar kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Angka tersebut dinilai masuk kategori ekstrem. "Karena di atas 150 milimeter per hari," kata Sabdo.
Sabdo mengatakan ada sekitar 7 titik banjir di wilayah Jakarta Timur. Kawasan yang paling parah tergenang, kata dia, adalah RW04 Kelurahan Cipinang Melayu. "Insyaallah pada surut semua," kata Sabdo.
Pantauan Tempo di lokasi, RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu masih terendam hingga pukul 14.00. Banjir melanda kawasan itu sejak pagi hari. Kepala Damkar Sektor Makasar, Sonar Sinurat mengatakan banjir paling dalam di kawasan itu sekitar 90 sentimeter.
Beberapa hari sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi RW 04 kelurahan Cipinang Melayu atau pada Selasa malam, 9 Februari 2021. Kunjungan itu untuk melihat kondisi perkampungan yang hari itu bebas banjir setelah pada 2017 diterpa air bah hingga tiga meter.
Baca juga: Pengamat ke Anies: Tirulah Jerman Padukan Naturalisasi dan Normalisasi Sungai
"Foto pertama adalah ketika pertama kali bertemu dengan Ibu Rumiati, warga RW 04 Cipinang Melayu pada masa kampanye 2017. Bahagia sekali tadi malam dapat berjumpa kembali dengan beliau dalam keadaan sehat dan tidak berbasah-basahan," ujar Anies di akun Instagram pribadinya, @aniesbaswedan, Rabu, 10 Februari 2021.
Anies mengatakan salah satu penyebab kawasan tersebut tak diterjang banjir walaupun hujan dengan intensitas tinggi melanda Jakarta, karena terlaksananya program Gerebek Lumpur. Melalui program itu, Pemprov DKI Jakarta mengerahkan 15 ekskavator di tanggul-tanggul dekat aliran Kali Sunter dan membuat sodetan, sehingga debit air yang mengalir di Kali Sunter menjadi lebih terkendali.
"Kami memberikan perhatian dan penanganan menyeluruh dari hulu Kali Sunter yang kerap kali menjadi penyebab utama dari luapan air ke kampung tersebut," ujar Anies.
Selain itu, Anies mengatakan kawasan itu menjadi bebas banjir setelah pihaknya mengeruk dan menyiapkan sodetan khusus di Waduk Pondok Ranggon dan Waduk Tiu, yang aliran airnya turut melewati perkampungan tersebut.
Dengan adanya sodetan khusus tersebut, Anies mengklaim air di Kali Sunter dapat dialirkan dan ditahan di waduk terlebih dulu, sehingga volume debit yang dialirkan dapat lebih terkontrol.
Meskipun demikian, Anies mengatakan pihaknya masih memiliki pekerjaan rumah untuk memastikan banjir tak kembali melanda Cipinang Melayu. Salah satu PR tersebut adalah menuntaskan pembuatan tanggul di sepanjang RW 04 dan 03 Cipinang Melayu, karena kini tanggul tersebut masih bersifat temporer.
M YUSUF MANURUNG | ZULNIS FIRMANSYAH