TEMPO.CO, Bogor - Kehidupan Syam Permana, pencipta lagu dangdut termashyur era 90-an, bagai langit dan bumi dengan para penyanyinya. Kini Syam harus menjadi pemulung untuk menghidupi keluarganya tanpa bisa menikmati royalti dari lagu-lagu yang ditulisnya.
"Syam Permana kini harus menelan kepahitan hidup di tengah industri musik, sedangkan artis dangdut kian melambung tinggi berkat menyanyikan lagu ciptaannya," kata Anggi Triana Ismail, kuasa hukum Syam kepada Tempo di Bogor, Kamis, 18 Februari 2021.
Syam Permana telah menciptakan banyak karya seperti lagu Benalu Cinta yang dinyanyikan oleh Imam S Arifin, Belum Sembuh oleh Meggy Z, Terima Kasih oleh Inul Daratista, Merana oleh Hamdan ATT, Surga Jadi Neraka oleh Ine Shintya. "Masih banyak lagi lagu karyanya," ujar Anggi.
Anggi menyebut jika dihitung seluruh lagu ciptaannya, berjumlah 102 lagu. "Itu dibawakan oleh artis tadi yang saya sebut, juga karya Syam Permana ini lagunya ada yang dinyanyikan oleh Joni Iskandar dan Soneta," kata Anggi.
Namun seratusan buah karyanya yang melambungkan nama dan menaikkan taraf hidup para artis itu, tidak dirasakan oleh pria berusia 60 tahun yang memiliki 5 anak tersebut. Sejak merantau ke Jakarta, Syam hanya berpindah-pindah kontrakan.
"Pas krisis moneter dia terpaksa pulang kampung dan kini hampir 10 tahun jadi pemulung," kata Anggi.
Untuk memperjuangkan hak Syam memperoleh royalti atas lagu-lagunya, Anggi berencana mengajukan somasi ke beberapa badan usaha dan artis dangdut yang menggunakan lagu karya Syam. "Bagi artis dan badan usaha yang saat ini memakai atau menggunakan lagu ciptaan Syam Permana dengan cara mengkomersialkan lagu milik Syam Permana untuk membagi royaltinya," ujarnya.
Baca juga: Hari Musik Nasional, Ini Penyanyi Penerima Royalti Terbesar
Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Syam Permana memiliki hak eksklusif atas buah karya yang telah diciptakannya. "Upaya yang telah kami tempuh adalah membuat surat undangan ke beberapa artis dan badan usaha, karena hal ini tepat untuk kami sikapi secara hukum," kata Anggi.
M.A MURTADHO