Sebenarnya terdapat lokasi pengungsian warga yang terdampak banjir di Universitas Borobudur, Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Namun, atas alasan kondisi pandemi Covid-19, Tuti memilih untuk mengungsi di bawah jalan Tol Becakayu agar tak perlu berkerumun dengan warga lainnya.
Selain Tuti, banyak warga Cipinang Melayu yang memilih mengungsi di bawah jalan tol tersebut. Selain atas alasan protokol kesehatan, lokasi itu berada tepat di samping perumahan warga yang tergenang banjir sehingga mereka dapat mengawasi rumahnya.
Hendra Sudirman, Kepala Kantor SAR Jakarta, mengatakan 20 tim yang masing-masing terdiri dari 10 orang petugas Basarnas dikerahkan untuk mengevakuasi warga. Ia mengatakan anggotanya telah siaga di Cipinang Melayu sejak Jumat dini hari. Saat itu, banjir sempat melanda lokasi yang sama, namun tidak tinggi dan surut pada pagi harinya.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman beserta Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran menyusuri lokasi banjir menggunakan perahu karet di RW04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021). (ANTARA/Andi Firdaus).
Hingga saat ini tim Basarnas sudah mengevakuasi 122 orang dari RW 04 Cipinang Melayu. Lokasi gang rumah warga yang sempit menjadi kesulitan tersendiri. “Satu perahu karet kami bocor kena pagar rumah warga. Mau pakai perahu fiber, tapi tidak kuat karena arusnya kencang. Akhirnya kami siasati pakai tali,” kata Hendra. Tak sedikit warga yang menolak dievakuasi dan memilih bertahan di lantai 2 rumahnya.
Baca juga: Banjir Belum Surut Setelah 6 Jam, Anies Baswedan: Air dari Hulu Jalan Terus
Banjir yang melanda Cipinang Melayu merupakan dampak dari hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta, khususnya di daerah Sunter Hulu. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan pada Jumat malam tercatat intensitas hujan di Sunter Hulu mencapai 197 milimeter per hari atau sangat lebat.