TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubenur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Pemerintah DKI tidak mungkin bisa merealisasikan pembangunan 1,8 juta sumur resapan hingga masa jabatan kepemimpinan Anies Baswedan di Ibu Kota berakhir pada 2022. "1,8 sumur resapan itu kebutuhan Jakarta seluruhnya. Dan akan dikerjakan oleh setiap periode ke periode, gubernur ke gubernur," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota DKI, Rabu, 23 Februari 2021.
Kebutuhan itu, kata dia, sama dengan kajian kebutuhan pembangunan 230 kilometer MRT Jakarta. Realisasinya tidak mungkin selesai dalam satu atau dua periode jabatan Gubernur DKI. "Mungkin 2, 3, 4 periode ke depan. Memang ini membutuhkan waktu."
Baca: Hadapi Potensi Banjir Jakarta, Ini 5 Program Dinas Sumber Daya Air DKI
Pernyataan Riza Patria berbeda dengan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DKI tahun 2017-2022. Pemerintah DKI mentargetkan pembangunan 1,8 juta sumur resapan selama lima tahun masa pemerintahan Anies Baswedan pada 2017-2022.
Hingga saat ini, kata Riza, baru 3.964 sumur resapan yang dibuat. Kebutuhan 1,8 juta sumur resapan merupakan kajian ahli untuk membantu penanggulangan banjir di DKI.
Jumlah itu, kata dia, merupakan kebutuhan yang bukan harus dipenuhi selama lima tahun. "Tidak mungkin itu (bangun sumur resapan 1,8 juta selama lima tahun). Itu kebutuhan Jakarta sejauh ini."
Menurut dia, kewajiban membuat sumur resapan itu bukan hanya kewajiban Pemerintah DKI, melainkan juga swasta. Mulai dari pengembangan apartemen, perumahan hingga perkantoran maupun industri.
Ia berharap warga yang masih mempunyai halaman juga bisa membangun sendiri sumur resapan. "Terlebih di daerah yang berpotensi banjir."