TEMPO.CO, Jakarta - Co-Founder Kawal Covid-19 Elina Ciptadi mengusulkan pemerintah DKI Jakarta memasukkan hasil rapid test antigen ke dalam data tes harian kasus Covid-19. Selain tes swab PCR, lanjut dia, tes antigen juga sudah berlaku untuk mendiagnosis Covid-19 dalam kondisi tertentu.
"Supaya kita mendapatkan gambaran yang lebih mendekati realitas tentang berapa kasus dan prevalensi Covid-19 di DKI," kata dia dalam diskusi virtual yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta, Jumat, 5 Maret 2021.
Penetapan penggunaan tes cepat antigen tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/446/2021 tentang Penggunaan Rapid Diagnostic Test Antigen dalam Pemeriksaan Covid-19. Keputusan ini diteken Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 8 Februari 2021.
Elina menilai, semua instansi kesehatan melaporkan hasil tes antigen kepada dinas kesehatan atau sistem terkait. Jika tes antigen positif, ucap dia, maka besar kemungkinan pasien terinfeksi Covid-19.
Data tes antigen juga dapat dipakai untuk menentukan kebijakan penanggulangan Covid-19. " Dari data saat ini kemudian bisa melihat kebijakan apa yang bisa diambil untuk ke depannya," jelas dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia memaparkan, pihaknya telah menginput data tes antigen ke dalam sistem Kementerian Kesehatan. Menurut dia, Kemenkes telah menyediakan fitur on record untuk tes antigen.
"Hasil rapid antigen sekarang sudah tersedia fiturnya melaui aplikasi Litbangkes," ujar dia.
Rapid test antigen merupakan tes cepat untuk mendeteksi keberadaan antigen virus SARS-CoV-2 pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan. Antigen akan terdeteksi ketika virus aktif bereplikasi. Tes ini disebut lebih akurat dalam mendeteksi Covid-19 dibanding rapid test antibodi biasa.
Baca juga: Wagub DKI Sebut DKI Keluar dari Zona Merah Covid-19
Tes ini paling baik dilakukan ketika orang baru saja terinfeksi Covid-19 karena sebelum antibodi seseorang muncul untuk melawan virus yang masuk ke tubuh, ada peran antigen untuk mempelajarinya. Keberadaan antigen itulah yang dideteksi. Biaya tes cepat antigen juga lebih murah ketimbang tes PCR, yaitu Rp 250 ribu untuk Pulau Jawa dan Rp 275 ribu di luar Jawa.