TEMPO.CO, Jakarta - Ombudsman Jakarta Raya mengaku mendapatkan laporan kerusakan vaksin Covid-19 saat dalam pendistribusian di Ibu Kota. Ketua Ombudsman Jakarta Raya Teguh Nugroho mengatakan, permasalahan kerusakan vaksin saat distribusi harus menjadi perhatian serius pemerintah karena stoknya terbatas.
"Untuk Jakarta kerusakan vaksin cukup lumayan meski tidak sampai dua persen," kata Teguh saat dihubungi Senin, 8 Maret 2021.
Teguh menuturkan mendapatkan laporan kerusakan vaksin buatan Sinovac itu pada distribusi 16 Februari 2021. Saat itu, Pemprov DKI mendapatkan 233 ribu dosis vaksin. Jumlah yang rusak sebanyak 419 dosis vaksin.
Baca juga: Non-Pedagang Berpotensi Dapat Vaksin Covid-19, Ombudsman Masalahkan Data
Menurut Teguh, kerusakan vaksin ini harus segera mendapatkan perhatian serius karena Jakarta yang mempunyai suplai dingin distribusi yang baik masih banyak terdapat kerusakan vaksin.
"Apalagi daerah yang jauh dari Jakarta dan tidak punya sistem distribusi yang baik. Maka potensi rusaknya bakal lebih banyak lagi," kata dia.
Teguh menuturkan angka kerusakan akan terlihat tinggi jika diakumulasi di tingkat nasional. Ditambah pemerintah pusat masih akan menambah puluhan juta dosis vaksin dalam waktu dekat untuk didistribusikan ke berbagai wilayah.
"Suplai dingin distribusi vaksin ini harus disiapkan dengan matang, agar kerusakan bisa diminimalisir," ujar dia.
Selain itu, kerusakan juga bisa terjadi karena kesalahan tenaga kesehatan saat menyuntikkan vaksin Covid-19. Sebab jumlah tenaga kesehatan saat ini sangat sedikit dan tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang mau divaksin. "Kelelahan tenaga medis juga bisa menimbulkan potensi kerusakan meski sangat kecil," ujarnya.
IMAM HAMDI