TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Bantuan Sosial Tunai atau bansos tunai jauh lebih baik daripada membagikan bantuan berbentuk sembako. Salah satu tujuan bansos tunai adalah untuk menggerakkan perekonomian masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Kalau memberikan sembako seperti tahun sebelumnya, maka ini tidak menggerakkan ekonomi rakyat. Hanya pengusaha besar yang memiliki modal yang kuat, hanya pabrik-pabrik yang diuntungkan,” ucap Wagub DKI Riza Patria dalam acara virtual Balkoters Talk pada Rabu, 10 Maret 2021.
Bansos tunai atau BST ini hanya diberikan kepada masyarakat yang memiliki KTP DKI Jakarta dan merupakan keluarga penerima bantuan sosial sembako tahun 2020. Adapun BST tidak berlaku bagi warga yang telah menerima Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
BST Pemprov DKI Jakarta bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan disalurkan ke rekening penerima sebesar Rp 300 ribu per keluarga per bulan selama 4 bulan.
Pada program bantuan sembako, baik perusahaan maupun pabrik yang ditunjuk sebagai penyedia bahan pokok tentu saja mencari keuntungan. Dampaknya, nilai sembako yang diterima warga tak utuh Rp 300 ribu lantaran sudah dipotong keuntungan perusahaan.
“Perusahaan kan mengambil keuntungan. Perusahaan itu membeli dari grosir besar atau produsen besar bahkan pabrik. Berarti yang diuntungkan pabrik besar atau perusahaan,” tutur dia.
Ada pula perusahaan yang membeli bahan pokok ke produsen yang berdomisili di luar Ibu Kota. Dampaknya, pajak pembelian itu tidak masuk ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Riza menyebut, dengan BST uang yang diterima oleh warga utuh Rp 300 ribu rupiah. Penerima dapat membeli sembako dengan uang tersebut, yang kemudian berdampak pada bergeraknya roda perekonomian di kalangan masyarakat. Dengan begitu, Riza mengatakan peredaran uang di masyarakat lebih merata.
Baca juga: Dinas Sosial DKI Update Data Penerima Bansos Tunai, Ditransfer Pekan Depan
Meski begitu, politikus Partai Gerindra itu meminta warga membelanjakan uang bansos tunai sesuai dengan kebutuhannya. Ia melarang warga membeli hal-hal yang bukan merupakan kebutuhan pokok, seperti rokok dan minuman keras. “Kami meminta uang yang diberikan ini untuk kepentingan sembako,” kata dia.