Rahmi tinggal di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Dua anaknya berusia 13 tahun kini duduk di bangku 1 SMP. Satu lagi anaknya, 15 tahun, kelas 1 SMA.
Walau sepakat dengan rencana sekolah tatap muka, dia berharap protokol kesehatan berjalan baik di sekolah.
Berbeda dengan Rahmi, Rachmawati Pribadhy menolak rencana sekolah tatap muka. Dia cemas cucunya yang mengenyam pendidikan di sekolah dasar (SD) dan SMP bakal tertular Covid-19 di sekolah. Menurut warga Salemba, Jakarta Pusat ini, sekolah masih rawan jadi tempat penularan Covid-19.
"Saya rasa belum waktunya, karena kan tahu sendiri kalau anak SD, takutnya mereka bertukar masker, botol minum," ucap dia.
Rachmawati sangsi anak SD dan SMP sudah mengerti cara menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Akan tetapi, lain cerita dengan murid SMA yang menurut dia lebih dewasa dan tahu bagaimana harus bersikap di masa pandemi.
"Pengetahuan tentang protokol kesehatan dan segala macam, kalau SMA lebih nalar ketimbang anak SD dan SMP," tutur wanita 60 tahun ini.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Sedih DKI Prioritaskan Buka Tempat Karaoke Ketimbang Sekolah
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan vaksinasi terhadap tenaga pendidikan bisa segera selesai. Tujuannya agar sekolah tatap muka bisa segera dilakukan pada awal semester kedua. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim lantas menargetkan semua sekolah sudah memulai pembelajaran tatap muka pada Juli 2021.