"Kolam renang pernah beroperasi dalam hitungan bulan, tapi fitnes dan aerobik sampai sekarang berjalan. Justru dari usaha itu kami hidup," kata Hadianti.
Pada saat ini, Hadianti tinggal bersama anak perempuan, Ana Melinda dan dua cucu perempuannya, Apriliani (5) dan Dinda (2). Sedangkan anak lelakinya, Acep Munir dan keluarganya hanya sesekali bertandang pada akhir pekan.
Menurut Hadianti, pemagaran durakon itu dilakukan pria bernama Ruli pada 2019. Namun saat itu, Munir dan keluarganya masih bisa keluar masuk rumah dengan mudah karena masih diberikan akses yang cukup untuk sepeda motor dan orang.
Begini aktivitas keluar masuk rumah keluarga nenek Hadianti, 60 tahun di Tajur Ciledug dengan tangga papan kayu melewati pagar durakon berkawat duri setinggi 2 meter, Ahad, 14 Maret 2021. TEMPO/AYU CIPTA
Masalah muncul pada Februari 2021, ketika banjir besar melanda kawasan tersebut. Rumah Hadianti kebanjiran hingga hampir dua meter karena letaknya yang berada di bawah jalan. Arus air lantas menjebol pagar yang retak karena pernah tertabrak mobil dari seberang jalan.
"Besoknya orang itu datang, saya ditodong golok. Saya syok, untung saya masih diberikan kesempatan hidup. Saya penderita jantung, kaget trauma hingga saat ini," kata Hadianti.
Ruli marah karena menduga keluarga Hadianti sengaja merobohkan pagar tersebut. Ruli kemudian menutup akses jalan itu sehingga keluarga Hadianti tak bisa keluar masuk rumah, kecuali dengan melompati pagar setinggi 2 meter.
Selama akses jalan mati, Hadianti baru sekali keluar rumah menaiki papan kayu yang disusun menjadi tangga.
"Saya dipapah memanjat tembok itu untuk berobat ke dokter, itu sesekali ya saya keluar rumah,"kata Hadianti.
Anak Hadianti, Acep Munir mengatakan sudah menunjuk kuasa hukum dan telah melaporkan masalah ini ke pihak berwajib. "Kami sifatnya menunggu proses hukum. Semoga ada jalan keluar terbaik,"kata Acep.
Baca juga: Satu Keluarga di Ciledug Terkurung di Rumah Sendiri oleh Pagar Tembok, Kok Bisa?
Camat Ciledug Syarifuddin mengatakan masalah sengketa lahan ini sudah pernah dimediasikan antara kedua belah pihak, keluarga Munir dan Ruli. Namun belum menemukan titik temu.
AYU CIPTA