TEMPO.CO, Lebak- Warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, korban pergerakan tanah (soil liquefaction) ingin cepat direlokasi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari korban jiwa. "Kami selalu was-was dan khawatir rumah roboh, terutama saat hujan lebat," kata Eti, 60 tahun, warga Jampang Desa Sidomanik Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, Selasa, 23 Maret 2021.
Masyarakat yang terdampak pergerakan tanah di Kampung Jampang, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, sebanyak 51 keluarga, menghuni 42 rumah. Sebelumnya, 76 keluarga sudah direlokasi oleh pemerintah setempat.
Baca: Pergerakan Tanah di Lebak, 13 Rumah Rusak
Saat ini, kata Eti, warga merasa ketakutan tertimpa reruntuhan bangunan karena rumahnya rusak berat. Belum lama ini, empat rumah roboh. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, karena penghuninya menginap di rumah kerabat.
Wilayah itu berpotensi hujan lebat disertai angin kencang sehingga masyarakat terpaksa mendirikan tenda untuk menghindari kecelakaan. "Kami tinggal di tenda, sudah biasa jika cuaca buruk untuk menghindari kecelakaan."
Warga lainnya, Edi, 45 tahun sangat mendambakan relokasi ke tempat yang aman dari bencana alam. "Kami sangat berharap 42 keluarga itu segera direlokasi ke lokasi yang aman."
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan pemerintah daerah tahun ini menjanjikan akan merelokasi bagi masyarakat korban pergerakan tanah. Masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman dengan menerima dana stimulan minimal dari pemerintah setempat.