Tangerang Selatan- Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto menilai sangat menyedihkan ada sekelompok remaja yang hendak membuat konten media sosial dengan memberhentikan truk dan mengakibatkan seorang di antaranya tewas terlindas. "Perlu pemberdayaan untuk mengingatkan agar anak-anak atau remaja tetap hati-hati," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad 28 Maret 2021.
Peringatan itu diperlukan agar anak dan remaja tetap mempertimbangkan keselamatan. "Bukan sembarangan, di tempat berbahaya."
Baca: Video Viral Remaja Tewas Tertabrak Truk di Tangsel, Mau Bikin Konten?
Menurut Kak Seto terkadang remaja membuat konten media sosial di tengah lalu lintas, kadang dengan hewan, atau di tempat yang tidak sepantasnya. "Itu mohon betul- betul dikontrol."
Pemberdayaan pertama tentu dari keluarga, dari lingkungan agar membantu mengontrol perlindungan anak di wilayah masing- masing. Pihak lainnya yang harus memberdayakan adalah polisi.
Masyarakat, kata Kak Seto, harus peduli jika melihat hal yang membahayakan seperti itu dan segera melapor kepada petugas kepolisian. "Sama seperti melihat ada tawuran, tindakan kriminal remaja, menyetop truk, untuk sekedar menbuat konten, langsung saja lapor ke polsek atau polres."
Setelah mendapatkan laporan masyarakat, polisi diharapkan langsung bertindak cepat untuk melindungi anak. "Jadi tidak konyol dan sia- sia seperti itu."
Peran pemerintah, sangat penting karena ini juga salah satu program dari Kementerian pemberdayaan dan perlindungan anak.
Sebelumnya video viral di media sosial menayangkan MH, 14 tahun, bersama 14 temannya menyetop truk muatan pasir di Jalan Siliwangi, di depan komplek perumahan Vila Dago. MH tewas terlindas. Peristiwa itu terjadi pada 25 Maret sekitar pukul 03.00.
"Saya sering melihat anak- anak itu berkumpul di depan komplek perumahan Vila Dago," kata seorang saksi, Anjas, 21 tahun, di dekat lokasi, Sabtu 27 Maret 2021. Anak-anak itu, ujar Anjas yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir, seperti sengaja memberhentikan truk untuk divideokan. "Ada yang merekam video untuk bikin konten dan diunggah di media sosial," kata dia.