Jakarta - Larangan mudik lebaran tahun ini disikapi beragam oleh warga DKI Jakarta. Muhammad Ashari, 36 tahun, karyawan swasta di kawasan Jakarta Pusat, mengaku masih menunggu regulasi resmi dari pemerintah pusat.
"Tahun ini saya rencananya mau mudik. Tapi masih menunggu keputusan pemerintah," kata Ashari saat dihubungi, Ahad, 28 Maret 2021.
Pemerintah melalui Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PKM) Muhajir Effendi melarang semua kalangan baik ASN, TNI, Polri, BUMN, karyawan swasta, maupun pekerja mandiri dan juga seluruh masyarakat untuk mudik Lebaran, mulai 6 - 17 Mei 2021.
Adapun larangan mudik Lebaran dilakukan untuk menekan meluasnya kasus Covid-19 yang mungkin terjadi setelah mudik.
Ashari mengatakan bakal menunda mudik ke Tasikmalaya, Jawa Barat, pada lebaran tahun ini jika pemerintah mempunyai kebijakan yang konsisten. "Saya balik lagi ke yang megang kebijakan. Harus konsisten dan sinkron kebijakan pemerintah di setiap daerah. Jangan simpang siur kayak tahun kemarin."
Menurut dia, tahun lalu pemerintah juga melarang mudik karena pandemi, tapi masih membolehkan armada mudik beroperasi meski dengan catatan. "Bisa dipahami kalau penumpang dibolehkan jalan asalkan kepentingan mendesak seperti keluarga sakit atau dinas kerja."
Baca juga : Larangan Mudik Lebaran: Perusahaan Otobus Prediksi Angkutan Carteran Membludak, Sebab...
Warga asal Cinere, Jakarta Selatan, Hasan Abdul Aziz, 47 tahun, mengatakan bakal tetap mudik meski pemerintah melarang.
Selama mudik dengan kendaraan pribadi, Hasan mengaku sangat ketat menerapkan protokol kesehatan. "Semua keluarga saya harus dipastikan sehat dan di perjalanan juga menyiapkan obat dan hand sanitizer," ujarnya.
Sejauh pengalamannya, larangan mudik dari pemerintah juga tidak terlalu ketat pengawasannya. Sebab mudik tahun kemarin, Hasan dan keluarga mengaku tidak mendapatkan hambatan untuk menuju kampung halamannya di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. "Gak ada pemeriksaan. Saya jalan lancar-lancar saja," tuturnya.
IMAM HAMDI