TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh P. Nugroho menyarankan Kementerian Kesehatan mengubah strategi vaksinasi Covid-19 dengan prioritas kelompok tertentu. Tujuannya untuk mempercepat proses vaksinasi dan membentuk herd immunity seperti harapan pemerintah.
"Arah vaksinasi sudah seharusnya diubah dari pendekatan tahapan 1, 2, 3, dan 4 menjadi terbuka untuk semuanya selama wilayah itu masuk dalam wilayah episentrum," kata dia saat konferensi pers virtual, Senin, 29 Maret 2021.
Pemerintah sebelumnya membagi pendistribusian vaksin Covid-19 ke dalam beberapa tahapan. Pada tahap pertama, vaksin diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. Kemudian tahapan kedua yang kini sedang berjalan menyasar pelayan publik dan lanjut usia atau lansia.
Menurut Teguh, strategi ini memang sesuai dengan standar World Health Organization (WHO). Namun, strategi tersebut hanya bisa dilaksanakan di negara dengan sistem pendataan yang baik.
Indikatornya adalah sistem dapat membuat klaster calon penerima vaksin secara otomatis. Misalnya, untuk tahap pertama, sistem langsung menyaring data penduduk yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan dan tenaga penunjang kesehatan.
Baca juga: Riza Patria Sebut 1,3 Juta Warga DKI Sudah Jalani Vaksinasi Covid-19
Begitu juga dengan tahap kedua, sistem langsung memilah siapa saja penduduk yang tergolong lansia.
"Di kita sistem data ini belum bisa menampilkan itu, makanya dilakukan pendekatan bottom-up," ucap dia. Maksud pendekatan bottom-up adalah mengumpulkan data warga langsung dari lapangan untuk diserahkan kepada pemerintah.
Masalah berikutnya adalah verifikasi data terus-menerus terhadap kelompok tertentu. Teguh mencontohkan pihak-pihak yang tak termasuk pelayan publik, tapi minta didahulukan disuntik vaksin Covid-19.
Belum lagi verifikasi data harus dilakukan Dinas Kesehatan. Padahal, dia melanjutkan, Dinas Kesehatan tak memiliki kompetensi untuk memverifikasi data.
"Yang terjadi karena proses verifikasi yang terus-menerus ini, maka ada keterlambatan vaksinasi di Jakarta," jelas dia.
Teguh berujar rendahnya realisasi vaksinasi Covid-19 tahap pertama dan kedua di Jakarta. Dia menjabarkan target vaksinasi tahap pertama dan kedua di Ibu Kota mencapai 3 juta orang sepanjang Januari-April 2021.
Saat ini, 122.199 tenaga kesehatan dan penunjangnya telah divaksin. Jumlah ini melampaui target 112.301 orang.
Lalu untuk tahap kedua, vaksin baru diberikan kepada 337.760 lansia dari target 911.631 orang (37,1 persen) dan 465.428 pelayan publik dari target 1.976.757 orang (23,5 persen). Jika ditotal, vaksinasi Covid-19 tahap kedua di Jakarta selama dua bulan ini mencapai 30,8 persen.