TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman, mengatakan jumlah kasus Covid-19 di Jakarta memang cenderung menurun. Namun, dia mengingatkan, persentase pasien positif atau positivity rate masih di atas 10 persen.
"Itu belum moderat, masih serius," kata dia saat dihubungi, Kamis, 1 April 2021.
Menurut dia, tingginya angka positivity rate menunjukkan bahwa pemerintah DKI Jakarta belum melakukan intervensi tes atau melacak kasus secara memadai. Dicky berujar, pemerintah masih harus meningkatkan 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment.
Baca juga: Epidemiolog Sarankan Pembukaan Sekolah di Jakarta Saat Positivity Rate 5 Persen
Apalagi virus corona jenis baru kini sudah beredar di Indonesia. Imunitas penduduk Ibu Kota juga belum terbentuk mengingat penerima vaksin Covid-19 masih terbatas.
"Sehingga ini harus disikapi dan ditindaklanjuti serius, karena ini ibarat bom waktu," ujar dia.
Penambahan kasus Covid-19 di Jakarta berada di kisaran 2-3 ribu sepanjang Januari-Februari 2021. Angka ini turun jadi sekitar 1-2 ribu orang yang terinfeksi virus corona per harinya.
Lusa lalu kasus Covid-19 menurun drastis. Pemprov DKI mendapati hanya 384 orang yang terpapar virus. Lalu kemarin, 31 Maret 2021, pasien Covid-19 bertambah 965 orang. Dicky berpendapat, positivity rate Jakarta berpotensi melandai apabila tren penurunan ini berlanjut hingga sebulan ke depan.