TEMPO.CO, Lebak - Nelayan tradisional di pesisir selatan Lebak diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan Samudera Hindia. Peringatan gelombang tinggi itu disampaikan oleh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten.
"Kami minta nelayan perahu kecil mewaspadai gelombang tinggi itu," kata Kepala Seksi Penanganan Kedaruratan BPBD Banten Sumardi di Lebak, Minggu, 4 April 2021.
Menurut prakiraan cuaca BMKG, cuaca buruk di perairan selatan Banten-Jabar dapat menyebabkan gelombang tinggi antara 2,5-4 meter dengan kecepatan angin 15 knot.
Kondisi tersebut berbahaya bagi nelayan tradisional yang masih menggunakan perahu kincang sepanjang 2,5 meter dan lebar 1 meter dengan mesin tempel.
Mengantisipasi cuaca buruk itu, BPBD Banten bahkan mengimbau nelayan tradisional dan masyarakat tidak melakukan aktivitas di laut karena kondisi perairan selatan yang kurang bersahabat.
"Kami sudah menyampaikan surat peringatan kewaspadaan dini bagi nelayan tradisional di pesisir selatan Lebak itu," ujar Sumardi.
Baca juga: Nelayan Tradisonal Lebak Kembali Melaut, Asa Usai Gelombang Tinggi, Hujan Lebat
Para nelayan tradisional Binuangeun di Kabupaten Lebak juga telah paham dengan kondisi laut saat ini. Para nelayan setempat memilih menambatkan perahu kecil mereka karena perahu itu tidak kuat menahan gelombang tinggi di atas 2,5 meter. "Kami sudah biasa jika cuaca buruk tidak melaut," kata Undang (45), nelayan di Pantai Binuangeun.