TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyebut uji coba sekolah tatap muka di Jakarta mulai Rabu besok, 7 April 2021, terlalu terburu-buru. Menurut dia, kondisi di Ibu Kota belum ideal untuk menerapkan sekolah tatap muka.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seharusnya melakukan audit mendalam untuk meminimalisir risiko sekolah tatap muka di masa pandemi Covid-19. Selain itu tidak ada alasan mendesak untuk memberlakukan sekolah tatap muka dalam kondisi saat ini.
Baca Juga:
“Menguji coba kok orang dengan penyakit,” ujar dia lewat sambungan telepon pada Selasa, 6 April 2021.
Tri mengatakan, saat ini wabah Covid-19 masih berstatus pandemi. Idealnya, sekolah tatap muka baru dapat diberlakukan saat status Covid-19 sudah turun menjadi endemi.
Terlebih positivity rate atau persentase hasil tes positif Covid-19 di DKI Jakarta masih di atas 5 persen. Kemarin, Senin, 5 April 202, positivity rate di Ibu Kota tercatat 9,9 persen.
Pada saat ini belum seluruh tenaga kependidikan menerima vaksin Covid-19. Hal itu meningkatkan risiko penularan virus manakala sekolah tatap muka diberlakukan.
“Muridnya apa lagi. Dan sampai Juni atau Juli nanti pada saat masuk pun muridnya belum divaksinasi. Tapi paling tidak bulan Juni gurunya sudah divaksinasi. Seharusnya uji cobanya pada saat itu,” ucap Tri.
Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di Jakarta akan diterapkan di 85 sekolah dari tingkat SD hingga SMA. Humas Dinas Pendidikan DKI Taga Radja Gah mengatakan dari 100 sekolah hanya 85 yang lolos seleksi. "Ada 14 sekolah yang tidak memenuhi syarat dan satu sekolah mengundurkan diri," kata Taga saat dihubungi hari ini.
Sebelum melakukan uji coba pembukaan sekolah ini, kata Taga, Disdik DKI telah melakukan pelatihan selama dua pekan yang berakhir Senin kemarin. Selama pelatihan ini, kata dia, 14 sekolah tidak mengikuti secara utuh dan belum bisa menyerahkan modul yang lengkap untuk memulai uji coba ini.
Baca juga: DKI Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di 85 Sekolah Mulai 7 April, Ini Daftarnya
Pada uji coba sekolah tatap muka di Jakarta, Dinas Pendidikan DKI hanya memilih SD hingga SMA yang telah mempunyai komitmen untuk menerapkan protokol kesehatan. Hal itu terlihat dari pelatihan kepada para guru dan tenaga pendidik yang dilakukan selama dua pekan kemarin.