TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Emil Salim mengkritik pembangunan tugu sepeda di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Dia mempertanyakan alasan pemerintah DKI tidak menggunakan anggaran tugu sepeda untuk keperluan yang lebih bermanfaat.
"Mengapa uang tidak utamakan pendidikan ketimbang patung?" tanya dia dalam cuitannya di akun Twitter @emilsalim2010, Kamis malam, 8 April 2021.
Emil Salim berpendapat seharusnya pembuatan tugu sepeda ini tak memerlukan anggaran pemerintah daerah. Dia kemudian menyinggung sepeda adalah barang komersial. Bahkan, ada importir dan pengusaha bengkel yang berkecimpung di bisnis sepeda.
Baca juga: Fraksi PDIP Kritik Tugu Sepeda: Apa yang Legendaris dari Sepeda?
"Ketika WaGub DKI Jakarta sediakan Rp 800 juta bangun 'patung sepeda' guna membantu para pemahat, kita bertanya bukankah 'sepeda' barang komersial yang ada importir dan pengusaha bengkel dan lain-lain, sehingga tak perlu anggaran daerah?" cuit ekonom senior ini.
Sebelumnya, Wakil Gubernur atau Wagub DKI Ahmad Riza Patria mengatakan pembangunan tugu sepeda menghabiskan dana Rp 800 juta. Anggarannya berasal dari pihak swasta.
Tugu sepeda tersebut berbentuk satu buah ban sepeda raksasa. Menurut Riza, pembanguan tugu itu masuk ke dalam proyek 11 jalur sepeda permanen yang akan dibangun di kawasan yang sama. Secara total, proyek pembangunan tugu dan jalur sepeda senilai Rp 28 miliar.
LANI DIANA | ADAM PRIREZA