TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, berpendapat pembuatan tugu sepeda adalah mimpi Gubernur DKI Anies Baswedan. Proyek itu tidak dibuat berdasarkan perencanaan yang matang.
"Kerja kalau tidak pakai perencanaan ya begitu, kerja ujug-ujug. Tiba-tiba tadi malam mimpi mau bikin patung, besok wujudkan patung," kata dia di Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Rabu, 14 April 2021.
Pemerintah DKI membangun tugu sepeda di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat senilai Rp 800 juta. Tugu berbentuk sebuah ban sepeda raksasa itu masuk ke dalam proyek 11 kilometer jalur sepeda permanen. Secara total, proyek pembangunan tugu dan jalur sepeda permanen mencapai Rp 28 miliar.
Dia mengingatkan Anies untuk menuntaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 ketimbang membuat tugu sepeda. Menurut Gembong, masih banyak program yang tertuang dalam RPJMD belum terealisasikan.
Misalnya, mengendalikan banjir melalui program naturalisasi, membentuk 200 ribu pengusaha baru, dan penyediaan rumah DP nol rupiah.
"Pak Anies cukup bekerja sesuai yang tertulis, bukan sesuai mimpinya," ucap politikus PDIP ini.
Dia menyampaikan sah-sah saja jika pemerintah DKI menggunakan dana kompensasi Koefisien Lantai Bangunan (KLB) untuk proyek apapun. Namun, harus dilihat juga manfaatnya untuk warga Ibu Kota.
"Melihat situasi yang sekarang belum menjadi hal yang sangat urgent, belum menjadi hal yang sangat prioritas," jelas dia. "Maka bekerja jangan berdasarkan mimpi."
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan tugu sepeda akan menjadi ikon di Ibu Kota yang menarik perhatian kaum milenial. Menurut dia, anak muda bisa menjadikan lokasi itu sebagai tempat selfie.
"Nanti jadinya akan baik, cantik, menarik, dan menjadi ikon di Jakarta bagi tempat selfie teman-teman milenial," kata dia di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 9 April 2021.
Tugu sepeda dibuat oleh para seniman dengan total anggaran Rp 800 juta. Riza berujar, konsultan sudah mengkaji besaran biaya itu yang memenuhi standar.
Baca juga: Tugu Sepeda DKI Dikritik: Susah Dilihat, Cuma Pencitraan