TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan telah terjadi hal yang tidak diinginkan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta Pusat.
Benny tak merinci kejadian yang dimaksud. Namun, dia berujar akan segera berkoordinasi dengan Panglima TNI agar Wisma Atlet benar-benar dimanfaatkan untuk tempat karantina.
"Dan tidak dijadikan tempat hal-hal lain yang disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk melakukan pemalakan kepada para pekerja migran Indonesia," kata dia di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 14 April 2021.
Pernyataannya ini merespons pertanyaan awak media soal pekerja migran yang harus diisolasi di Wisma Atlet saat pulang ke Tanah Air. Benny menjawab agar siapapun pekerja migran yang datang, baik warga asing atau Indonesia, tetap harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Salah satunya dengan mengisolasi diri di tempat yang telah disediakan pemerintah, seperti Wisma Atlet Kemayoran. "Negara kita sudah menyiapkan Wisma Atlet," ucap dia.
Benny lalu menyinggung soal temuan yang tidak diinginkan dan dugaan pemalakan terhadap pekerja migran Indonesia. "Kemarin ada masukan terakhir, temuan, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," jelas dia.
Pemerintah mengalihfungsikan kompleks Wisma Atlet sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Tower 4-7 Wisma Atlet Kemayoran diperuntukkan masyarakat umum. Sementara Tower 8-10 Wisma Atlet Pademangan khusus bagi repatriasi atau pekerja migran Indonesia.
Data hingga hari ini pukul 08.00 WIB menunjukkan, total PMI yang diisolasi di Wisma Atlet Pademangan mencapai 4.290 orang. Jumlah ini berkurang 736 dari satu hari sebelumnya sebanyak 5.026 orang.
Baca juga: 4.601 Pasien Covid-19 Dirawat di Wisma Atlet Hari Ini, Berkurang 167 Orang