Dari rilis bersama yang dibuat, peserta aksi Gowes for Democracy ini mengecam kudeta ilegal dan menuntut agar militer Myanmar segera mengakhiri kekerasan dan mengembalikan demokrasi. Aksi ini juga turut mengimbau masyarakat Indonesia di untuk menunjukkan solidaritas dengan cara apapun yang bisa dilakukan.
"Baik daring maupun langsung. Kami mengajak untuk bergabung dengan lebih banyak aksi solidaritas, serta menggalang dukungan dengan mengirimkan surat/kartu pos ke kontak Perserikatan Bangsa-Bangsa/ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara)/kontak media melalui kampanye media sosial," tulis mereka.
Junta militer Myanmar mengambil alih kekuasaan pemerintahan sipil melalui kudeta pada 1 Februari 2021. Sejak saat itu, gelombang protes dari sipil berlangsung. Dikutip dari Channel News Asia, jumlah korban jiwa selama kudeta telah mencapai 714 orang per 14 April 2021.
Sementara berdasarkan laporan dari The Irrawaddy yang dikutip pada 16 April 2021, sebanyak 36 tokoh publik Myanmar mulai dari pemimpin protes, aktivis pro-demokrasi, selebriti, dan warga sipil lainnya, ditahan junta militer pada Kamis lalu.
Baca juga: Usai Gowes Bareng Dubes, Anies Baswedan Sarapan Gudeg di Stasiun Gondangdia