Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan genangan air karena hujan lebat masih berpotensi terjadi di DKI Jakarta, selama pancaroba pada April ini. Tapi hujan pada pancaroba tidak akan menyebabkan Jakarta banjir seperti Februari lalu.
"Hujan selama pancaroba hanya berpotensi menimbulkan genangan yang cepat surut," kata Kepala Bidang Diseminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Djatmiko, saat dihubungi, Ahad, 18 April 2021.
Selama pancaroba, hujan berpotensi mengguyur hingga durasi tiga jam. Bahkan hujan bisa dalam intensitas sangat lebat dan berpotensi disertai kilat hingga angin kencang.
Ia mengimbau warga tetap waspada selama musim hujan. Terutama daerah-daerah yang menjadi langganan banjir seperti wilayah bantaran sungai dan darah cekungan hingga daerah pesisir. "Longsor juga mesti diwaspadai di daerah yang bertebing seperti bantaran sungai."
Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi selama periode pancaroba ini tidak terkait dengan siklon tropis Surigae.
Ia menuturkan banyak rumor beredar bahwa siklon ini menyebabkan dampak terhadap cuaca ekstrem di Jabodetabek. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. "Kalau tumbuh badai tropis di wilayah kita, akan mempengaruhi pola cuaca. Bukan kondisi cuacanya."
Hary menjelaskan terjadinya hujan deras disertai angin kencang di Jabodetabek dalam tiga hari terakhir terjadi karena beberapa aspek. Pertama, kata dia, hujan deras itu dipengaruhi oleh keadaan lokal bukan regional. Pola cuaca saat pancaroba, kata dia, kondisi radiasi matahari memang sangat optimal dan kelembaban sangat tinggi.
"Kombinasi keduanya itu juga didukung kondisi relatif angin yang tidak kencang. Maka mendukung terbentuknya awan hujan."
Kondisi seperti ini bisa terlihat dari keadaan pagi dengan cuaca yang cerah dan disambut siang dengan terik yang menyengat. "Maka menjelang sore dan malam hari itu bisa berpotensi menjadi hujan disertai angin kencang," ujarnya.