TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Selatan akan memperluas program penampungan minyak goreng bekas atau jelantah untuk mengurangi pencemaran limbah tersebut. Pada saat ini sudah ada tempat penampungan jelantah di 36 kelurahan di Jaksel.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji mengatakan masih ada RW yang belum mengikuti program penampungan jelantah sisa rumah tangga itu. "Makanya potensi kerusakan lingkungan masih ada," kata Isnawa Adji di Jakarta, Selasa 4 Mei 2021.
Pemerintah Kota Jaksel berencana memperluas program ini hingga ke 65 kelurahan yang ada di wilayahnya untuk mengurangi pencemaran. Program Kampung Tersenyum itu merupakan kolaborasi antara Pemkot Jakarta Selatan dan Rumah Sosial Kutub.
Isnawa mengatakan kolaborasi penanganan limbah jelantah di wilayah Jakarta Selatan itu melahirkan Program Sedekah Minyak Jelantah. Kerjasama ini sudah dimulai sejak 2019 sebagai solusi untuk mewujudkan keluarga sehat.
Dengan program ini, masyarakat diedukasi agar tidak menggunakan kembali minyak goreng secara berulang dan tidak membuang limbah minyak jelantah sembarangan.
Isnawa berharap kolaborasi ini bisa dijalin dengan perusahaan karena punya program tanggungjawab sosial atas setiap produk yang dibuatnya.
Direktur Rumah Sosial Kutub Suhito mengimbau warga Jaksel agar tidak lagi membuang jelantah sembarangan. "Kumpulkan, tampung dan masukan ke tong sedekah yang ada di RT terdekat," ujarnya.
Baca juga: Kasudin LH Jaktim: 98 Persen Warga DKI Masih Buang Jelantah Sembarangan