TEMPO.CO, Bogor – Bupati Bogor Ade Yasin mengimbau warga yang berada di pantauan khususnya di wilayah yang rentan paparan Covid-19 untuk tidak memaksakan kehendak dan nekat mudik.
“Kalau tetap nekat dan ada laporan dari pengurus wilayah, kami akan isolasi di tempat (angker) ini,” kata Ade saat meninjau ruang isolasi Cipayung di sela memimpin penyekatan pemudik di Gadog, Ciawi. Rabu, 5 Mei 2021.
Ade mengatakan tempat isolasi di Wisma Cibogo, Cipayung, itu memiliki tiga ruangan angker menurut warga setempat. Lalu, Ade menyebut, saat ini masih memiliki ruang 80 yang masih kosong yang akan disiapkan bagi pelanggar mudik.
“Jadi ruang isolasi bukan hanya untuk yang terkonfirmasi atau isolasi menunggu hasil swab keluar, ruang angkernya kita siapkan bagi pemudik yang nekat,” kata Ade Yasin.
Rencana merelokasi pemudik nekat ke ruang angker, menurut Ade, bukan berarti untuk mengancam. Dia memberi pilihan bagi pemudik, apakah tidak melakukan mudik demi kebaikan keluarga dan orang tuanya atau memilih diisolasi di ruang angker sebagai bahan renungan.
“Ini semua demi keselamatan dan kesehatan keluarga di kampung. Lebih baik bersabar, jangan mudik dulu,” ucap Ade Yasin.
Kepala Polres Bogor, Ajun Komisaris Besar Harun, mengatakan di pusat isolasi Cibogo memiliki tiga lokasi yang dirasa angker. Pertama, berada di kamar mandi. Kedua di gudang, serta ketiga bangunan yang berada di area bawah bangunan eks Pusdiklat Scurity Artha Graha itu.
“Hawa dan suasana di tiga ruangan itu sangat berbeda, meski di siang hari,” kata Harun.
Harun menegaskan akan mengisolasi pemudik atau wisatawan yang kedapatan reaktif Covid-19 di ruangan tadi. Artinya, menurut Harun, jika tidak ingin merasakan di isolasi di tempat angker lebih baik warga Bogor yang kini merantau mengurunkan niatnya untuk mudik. “Tinggal pilih, bersabar mudik atau nekat dan reaktif lalu di isolasi di tempat angker,” demikian Harun.
M.A MURTADHO
Baca juga: Ganjar Pranowo Klaim Siap Terapkan Larangan Mudik Mulai Besok