TEMPO.CO, Bekasi - Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 730 kasus dalam empat bulan, dari Januari-April 2021. Kasus tertinggi terjadi pada April, saat peralihan musim hujan ke kemarau.
"330 itu di bulan April," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Sukrawati pada Jumat, 28 Mei 2021.
Dezy menuturkan, jumlah kasus DBD tahun ini menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 900-an kasus. Tapi, pemerintah tetap meminta masyarakat waspada dengan mengantisipasi munculnya kasus baru.
"Trennya berubah, kalau sebelumnya itu kasus tinggi di bulan Januari," kata Dezy.
Perubahan kasus demam berdarah dengue ini tidak lepas dari berubahnya peralihan musim hujan ke kemarau atau pancaroba. Menurut dia, tahun ini tren kasus meningkat di bulan April karena di pancaroba terjadi pada bulan tersebut.
"Masyarakat waspada, rumahnya diurusin masing-masing, jangan nungguin kader untuk ngurusin rumah nyariin jentik," kata dia.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit itu mengatakan upaya mencegah penularan DBD dengan tidak membiarkan nyamuk berkembang biak lebih efektif dibandingkan dengan penyemprotan atau fogging. Sebab, fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa. "Kami sudah menyediakan obatnya, tapi kami tidak menyarankan sering-sering fogging," ucap Dezy.
ADI WARSONO
Baca juga: Tujuh Kasus DBD Ditemukan di Enam Kecamatan di Jakarta Utara