TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan adanya klaster besar di Kudus dan Bangkalan membuat pemerintah meminta perhatian ekstra untuk pembukaan sekolah dengan pembelajaran tatap muka yang akan dimulai Juli mendatang.
Sebelumnya, kapsitas murid yang masuk 50 persen, kini Menkes menyebut hanya diperbolehkan 25 persen.
"Tatap muka terbatas pertama hanya maksimal 25 persen murid, tidak boleh lebih dari dua kali seminggu," kata Budi pada Senin 7 Juni 2021. Adapun persyaratan lainnya pembelajaran hanya boleh dilakukan maksimal dua jam per harinya.
Menkes juga mengingatkan seluruh guru harus sudah divaksin sebelum pembelajaran tatap muka dilaksanakan.
Sebelumnya, dalam rapat kerja Komisi X DPR RI di Gedung DPR RI pada18 Maret 2021, Nadiem juga menyampaikan salah satu alasan pertimbangan akan diberlakukannya Pembelajran Tatap Muka pada masa pandemi Covid-19 ini adalah adanya dampak sosial negatif bagi peserta didik yang kesulitan menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dampak sosial negatif tersebut antara lain penurunan capaian belajar (learning loss), peserta didik yang putus sekolah, hingga kekerasan pada anak.
Mendikbud mengatakan, pertimbangan kebijakan PTM ini juga untuk merespons masyarakat (murid, guru, orang tua, pengamat pendidikan, dan pengamat sosial yang sudah mengharapkan dimulainya PTM.
Ia menjelaskan, PTM terbatas perlu diakselerasi dengan mengombinasikan metode Pembelajaran Jarak Jauh agar dapat tetap memenuhi protokol kesehatan.
Namun, Nadiem menyampaikan bahwa orang tua memiliki hak mutlak menentukan apakah anaknya sudah boleh ikut sekolah tatap muka atau belum
Menanggapi rencana pemerintah akan dilaksanakan pembelajran tatap muka Juli 2021 mendatang, Belajar tatap muka di sekolah, bertemu teman serta guru, memanglah menyenangkan. Namun bagi anak lain, hal itu dapat terasa asing dan menakutkan. Maka dari itu ada baiknya orang tua mempersiapkan beberapa untuk anaknya dapat beradaptasi. Berikut beberapa tipsnya.
- Kelola Stres Anak
Pembelajran tatap muka kembali di situasi pandemi, tentunya situasi tidak lagi sama seperti sebelumnya. Seperti bertemu teman dan guru baru. Eksplorasi mengenai perasaan anak terhadap pembelajaran tatap muka, kembali bersekolah, bertemu teman dan guru baru. Penting untuk mendengarkan dengan baik respon mereka dan hindari memberi kesan negatif atas perasaan mereka.Bantu anak untuk mengungkapkan apa yang tengah ia rasakan.
Ajak anak untuk berani mengungkapkan perasaannya kepada orang sekitarnya, guna menurunkan emosi negatif pada anak.
Ingatkan bahwa semua anak di seluruh dunia mengalami masalah akibat pandemi, Memiliki sikap empati kepada mereka dapat membantu anak dalam pergaulan.
Beri pandangan positif dan jalan keluar ketika memberi jawaban atas pertanyaan anak. Yakinkan dengan adanya vaksinasi Covid-19 bagi guru mereka, sekolah yang mengikuti protokol kesehatan serta pengujian yang teratur akan memberi mereka proteksi.
- Berkoordinasi Dengan Pihak Sekolah
Penting orang tua untuk mengetahui apa yang telah dipersiapkan sekolah ketika pembelajran tatap muka dimulai. Tanyalah terkait bagaimana sekolah melakukan pembelajaran, seperti penyediaan protokol kesehatan, program untuk anak, pengembangan bakat dan minat anak, termasuk rencana membaurkan anak dengan sebayanya.
- Jaga Kebersihan Anak
Meskipun telah berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait protokol kesehatan, orang tua juga harus memperketat perlindungan diri anak dengan praktik 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.
Ingatkan anak untuk membersihkan meja dan kursi yang hendak digunakan dengan menggunakan disinfektan. Hal ini berlaku juga ketika mereka hendak memakai toilet atau memegang benda-benda lainnya. Jangan lupa juga untuk mengingatkan anak agar memakai masker dengan posisi yang benar dan jangan lupa untuk selalu mencuci tangan, apabila menyentuh benda asing.
- Membeli Kebutuhan Sekolah
Ketika kembali dalam aktifitas belajar tatap muka, pastikan untuk membeli segala perlengkapan sekolah yang dibutuhkan anak. Seperti pensil, peruncing, penghapus dan lainnya. Dengan alat tulis yang lengkap, anak tidak saling meminjam alat tulis dengan teman temannya. Ini penting untuk meminimalisir penyebaran virus.
- Jaga Kesehatan Anak
Siswa yang diperkenankan mengikuti sekolah tatap muka harus dalam keadaan sehat, dengan suhu tubuh di bawah 37,5 derajat celcius.
Berdasarkan Jurnal dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan risiko anak terkena virus corona lebih rendah 20 kali dari kelompok usia tua.
Maka dari itu, perlunya perlindungan diri dari dalam untuk anak. Cara dapat memberi anak vitamin secara rutin, selain itu juga lengkapi kebutuhan gizi dan nutrisi anak dengan memberikannya buah-buahan dan makanan yang bergizi.
- Membuatkan Bekal Untuk Anak
Aturan sekolah pembelajaran tatap muka mensyaratkan para murid untuk membawa bekal sendiri minimal air minum. Pasalnya jam istirahat ditiadakan termasuk juga larangan membuka kantin dan adanya pedagang di sekitar sekolah.
WILDA HASANAH
Baca: Sekolah Tatap Muka, Jakarta Selatan Pastikan Semua Guru Sudah Divaksin