Jakarta - Sebanyak 24 pelaku pungli terhadap sopir truk di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara ditangkap oleh Kepolisan Resor Metro Jakarta Utara pada Kamis kemarin.
Penangkapan besar-besaran ini dilakukan tak lama setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkunjung ke Tanjung Priok dan bertemu dengan para sopir.
"Pengungkapan kasus (karena) atensi Presiden sindikat pungli di depo daerah Jakarta Utara," ujar Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Nasriadi dalam keterangannya, Jumat, 11 Juni 2021.
Nasriadi menerangkan pihaknya bergerak cepat menanggapi atensi Presiden tersebut. Pihaknya menerjunkan Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Utara dan Unit Reskrim Polsek Cilincing untuk menangkap pelaku pungli di Depo PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta KBN Marunda.
"Di sana kami menangkap 12 orang dengan barang bukti dan uang sejumlah Rp 602 ribu," ujar Diaz.
Selain itu, polisi juga menangkap 12 pelaku pungli lainnya di Depo PT Greating Fortune Container (GFC) Indonesia Terminal. Di sini polisi menyita uang sejumlah Rp 664 ribu dan sejumlah barang bukti lain yang digunakan komplotan ini untuk mengutip pungutan liar.
Nasriadi menjelaskan, kronologi penangkapan ini berawal saat Presiden Jokowi melakukan kegiatan tatap muka dengan sopir truk kontainer di JICT Tanjung Priok. Dalam pertemuan itu, para sopir mengatakan sering terjadi pungli yang mengakibatkan kemacetan saat masuk ke kawasan bongkar muat barang.
Pelaku pungli tersebut, kata Nasriadi, dilaporkan dilakukan oleh karyawan yang ada di Depo. Saat proses penggerebekan dilakukan pun polisi menemukan para pelaku melakukan pungli di lima pos pemeriksaan. Mereka melakukan pemalakan itu dengan besaran bervariasi, mulai dari Rp 2 - 5 ribu per truk.
Nasriadi mengatakan pihaknya masih mengembangkan kasus pungli dan premanisme di Tanjung Priok ini. Para pelaku pungutan liar itu sampai sekarang masih menjalani pemeriksaan di kantor polisi.
Baca juga : Kasus Pencabulan, Alasan Guru Agama: Lama Tak Jumpa Istri
M JULNIS FIRMANSYAH