Setelah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan Puskesmas Kecamatan, Atik pun aktif membantu membawa pasien Covid-19 ke RS rujukan.
“Beberapa sudah kita bawa RS rujukan, namun saking banyaknya pasien dan kondisi ruang isolasi di RS yang biasa kita bawa juga penuh akhirnya saya bawa ke rs rujukan lain. Sebagian ada yang diterima, sebagian tidak karena sudah penuh juga. Yang tidak kebagian, kita suruh isolasi mandiri sambil menunggu ruang di RS kosong,” kata Atik.
Ketua RW 14 Tajur Halang, Alkautsar Surya, 40 tahun, membenarkan jika terjadi lonjakan pasien di wilayahnya. Surya mengatakan, dalam sehari bisa tiga kali pulang pergi membawa pasien Covid-19 ke RS rujukan.
Surya menyebut, untuk penanganan di wilayah tim surveilan dan Satgas Covid-19 sudah bagus dan bekerja maksimal. “Kendalanya saat ini cuma satu, penuhnya rumah sakit,” kata Surya.
Karena RS rujukan Covid-19 sudah penuh, Surya terpaksa menyiapkan data waiting list bagi warganya dengan berkoordinasi dengan pihak RS. Surya terpaksa mengarahkan warga untuk isolasi mandiri. “Namun jika ada kendala dan kondisinya memburuk saya bakal bawa ke RS. Kalau penuh, biasanya ditangani dulu di ruang IGD atau ICU. Saat ruang udah kosong, baru dipindah,” kata Surya.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor Irwan Purnawan membenarkan jika keterisian tempat tidur semua RS rujukan Covid-19 mengalami peningkatan siginifikan. Irwan menyebut, total ada 29 RS rujukan Covid-19 yang dimiliki Pemkab Bogor.
“Dua pekan kemarin, rate nya masih di bawah 20 persen. Saat ini sudah mencapai 65 persen,” kata Irwan.
Mengantisipasi lonjakan kasus, Kabupaten Bogor akan memaksimalkan dulu tempat tidur isolasi yang ada. Namun jika, terjadi lonjakan di luar prediksi kemungkinan akan diambil kebijakan dengan penambahan ruang isolasi darurat.