TEMPO.CO, Jakarta- Seorang pasien Covid-19 meninggal saat berada di rumah sakit di Depok karena tak mendapatkan fasilitas ICU dengan ventilator.
Relawan LaporCovid-19 Windy mengungkapkan, pasien laki-laki berusia 59 tahun itu melapor ke mereka untuk mendapatkan bantuan rumah sakit. Pada Sabtu malam hingga Ahad dini hari, 19-20 Juni 2021, pihaknya mengontak 95 sistem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT) di wilayah Jabodetabek.
Sebanyak 36 rumah sakit di antaranya, termasuk RS Mitra Keluarga Depok, RS Sulianti Saroso, RSUD Pasar Minggu, dan RS Persahabatan, mengatakan bahwa ruang ICU mereka penuh. Sementara 8 rumah sakit lainnya mengatakan tak memiliki ruang icu, serta 51 rumah sakit tak merespon.
"Hingga akhirnya pagi sekitar pukul 05.00 WIB pasien meninggal karena tidak mendapatkan layanan kesehatan yang memadai," ucap Windy.
LaporCovid-19 mencatat selama sepekan terakhir banyak rumah sakit yang menolak pasien Covid-19 karena tidak tersedianya tempat tidur baik di ruang ICU maupun Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Windy mengatakan tak jarang pasien yang tidak mendapat kasur di IGD meninggal lantaran harus bertahan di rumah dengan alat seadanya dari puskesmas.
Selama seminggu terakhir, 14-25 Juni 2021, LaporCovid-19 menerima setidaknya 43 laporan warga untuk permintaan rumah sakit. "Hasilnya, hampir seluruh rumah sakit yang kami hubungi menunjukkan bahwa ruang ICU (Intensive Care Unit), isolasi, dan IGD sudah terisi penuh. Bahkan tiga pasien meninggal karena tidak mendapatkan ruang ICU," kata Windy dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 26 Juni 2021.
Dari 43 laporan itu, 15 di antaranya merupakan pasien dengan kondisi kegawatdaruratan medis. Mereka membutuhkan pertolongan sesegera mungkin.
"Kondisi pasien pada umumnya dengan saturasi oksigen rendah, demam tinggi, disertai mual. Sisanya mengalami gejala ringan hingga sedang yang memerlukan pemantauan Puskesmas setempat. Namun sayang beberapa Puskesmas juga agak lambat merespons bantuan," kata Windy.
Dalam mencari RS yang tersedia, pihak Lapor Covid-19 juga mengontak dinas kesehatan setempat. Mereka juga merujuk pada ketersediaan kamar pasien Covid-19 di situs SIRANAP Kementerian Kesehatan, namun, kerap terjadi perbedaan data. "Di mana tertulis tersedia di SIRANAP, namun pada kenyataannya tidak tersedia," tutur dia.
#jagajarak
#cucitangan
#pakaimasker
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Polda Metro Jaya: Masker Harga Mati, Tidak Pakai Bisa Mati
ADAM PRIREZA