Hingga adiknya sudah kritis, belum ada petugas puskesmas atau Satgas Covid-19 Kota Depok yang datang untuk tracing. "Akhirnya semalam tuh puncaknya. Tadi pagi kita lihat sudah enggak ada (meninggal),” kata Edwin.
Edwin mengatakan adiknya menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat pagi sekitar pukul 06.00. Edwin yang tengah isoman lantas melaporkan kematian adiknya ke Puskesmas agar dapat dimakamkan.
Namun jenazah adiknya yang diduga meninggal karena Covid-19 itu telantar selama kurang lebih 5 jam karena puskesmas tidak kunjung memberikan jawaban untuk mengurus jenazah sang adik.
“Sudah keluarga nggak dapat tanggapan soal swab, PCR, sekarang adik saya meninggal, Puskesmas ditelpon nggak jawab-jawab,” kata Edwin.
Edwin mengatakan pihak puskesmas sempat memberikan kabar pada pukul 08.00, tapi hingga pukul 10.00, tidak kunjung tiba. “Pihak puskesmas dari pagi nggak nyampe-nyampe, jenazah sudah kelamaan nggak diapa-apain,” kata Edwin.
Sekitar pukul 10.55, barulah relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 tiba di rumah duka. Namun, jenazah sang adik hanya diantar dengan kendaraan seadanya yakni mobil bak terbuka bukan ambulans. “Peti mati juga saya harus ambil sendiri, kok pelayanannya makin ke sini makin nggak jelas, cuma ngomong doang,” kata Edwin.
#Cucitangan
#Pakaimasker
#Jagajarak
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19, 4 TPU di Depok Tak Lagi Terima Jenazah Covid-19
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Catatan Redaksi pukul 06.00 WIB:
Hingga Minggu, 11 Juli 2021 sekitar pukul 01.00 WIB upaya redaksi menghubungi CISDI dan Satgas Covid-19 Kota Depok telah dilakukan. Namun belum membuahkan hasil. Terima kasih.