TEMPO.CO, Depok – Koordinator Relawan Satuan Tugas Covid-19 Kota Depok, Denny Romulo mengatakan, saat ini kerja relawan untuk pemulasaraan jenazah sedang tinggi, karena selain jumlahnya yang minimalis lonjakan kasus yang terjadi turut menyumbang angka kematian yang tinggi.
“Saat ini jumlah relawan ada 20, terjun di kecamatan sesuai domisili mereka,” kata Denny dikonfirmasi Tempo, Minggu 11 Juli 2021.
Denny mengatakan, jumlah itu pun belum dikurangi dengan relawan yang terpapar Covid-19 dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 4 orang. Sehingga tenaga para relawan pun semakin ditekan untuk bisa menangani seluruh pasien Covid-19 yang meninggal.
“Idealnya, para relawan hanya menangani 2 kali kejadian setiap harinya, tapi pada kenyataannya lebih, sehingga mereka lebih lelah,” kata Denny.
Denny pun mengimbau agar masyarakat bisa memaklumi kondisi tersebut dan bersabar apabila sanak saudaranya ingin ditangani oleh tim relawan pemulasaran.
“Karena kondisi, mohon kiranya masyarakat dapat secara objektif, bagaimanapun tim pemulasaran jenazah sudah menunjukkan dedikasi dan risiko yang sangat tinggi,” kata Denny.
Terpisah, salah seorang relawan pemulasaran, Nurhikmahwati mengatakan, selain jumlah relawan yang sangat minim, kendaraan ambulan untuk mengangkut jenazah pun terbilang masih kurang untuk mengakomodir geraknya.
“Saat ini jumlah ambulan se-Kota Depok hanya ada 7 unit dan ada 1 yang siap diperbantukan jika terjadi peningkatan, itu masih kurang,” kata wanita yang akrab disapa Mahwat tersebut.
Mahwat mengatakan, sudah hampir 3 pekan ini, dirinya hampir tidak punya waktu istirahat untuk tidur bahkan sekedar makan.
Karena jika dirata-ratakan, laporan pasien Covid-19 yang meninggal di Depok setiap harinya mencapai 5 hingga 10 orang, dan tiap laporan itu membutuhkan waktu setidaknya 1 jam untuk dilakukan penanganan. “Sudah hampir 3 minggu ini memang sedang terjadi lonjakan jumlah orang meninggal, paling banyak itu sehari 15 orang,” kata Mahwat.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA