TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, menganggap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tak begitu berdampak menurunkan jumlah kasus Covid-19.
"Mau diperpanjang atau diberhentikan seharusnya naik terus," kata epidemiolog Pandu saat dihubungi, Sabtu, 17 Juli 2021.
Alasannya karena pemerintah terlambat menetapkan PPKM Darurat. Menurut dia, kebijakan ini seyogiyanya diberlakukan satu bulan lalu. "PPKM Darurat tidak diimplementasi sedini mungkin," ujar dia.
Pemerintah DKI Jakarta mencatat tren peningkatan kasus Covid-19 terjadi sejak akhir Mei 2021 atau pasca libur Lebaran. Salah satu penyebabnya lantaran muncul varian baru Covid-19. Salah satunya varian Delta yang cepat menularkan virus.
Pandu menganggap, Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat pusat tak mengerti ihwal tugasnya menekan penularan virus corona. "Tapi apa yang dilakukan selama ini urusin obat. Buat apa obat," terang dia.
Satgas Covid-19, tambah dia, seharusnya menyediakan pelayanan untuk menangani pasien yang tak tertampung di rumah sakit. Bukannya membiarkan pasien mengisolasi diri di rumah, apalagi mereka bergejala sesak napas.
"Yang sudah ada gangguan pernapasan itu harus dirawat, karena dia bisa berkembang menjadi buruk. Maka kami tidak heran orang yang menjadi korban karena rumah sakit penuh itu banyak yang meninggal," demikian Pandu Riono.
Baca juga : Berebut Vaksin Covid-19: Dulu Ditolak Kini Diantre Warga di Bogor
#Jagajarak
#Pakaimasker
#Cucitangan