3. Kisah Tenaga Pemulasaraan Jenazah Covid-19: Disuruh Tanggung Jawab Dunia Akhirat
Menjadi anggota pemulasaraan jenazah Covid-19 saat ini punya tantangan yang cukup berat. Achmad Mustofa, seorang tenaga pemulasaraan jenazah Covid-19 mengisahkan, mereka harus berhadapan dengan masyarakat yang masih kukuh memegang ajaran agama.
Padahal, tata laksana untuk jenazah Covid-19 berbeda dengan jenazah lainnya. "Kemarin di RW05 ya, kami disuruh tanggung jawab dunia akhirat," kata Mustofa di Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 21 Juli 2021.
Saat itu, Mustofa berkisah, mereka menangani pasien Covid-19 yang meninggal ketika melakukan isolasi mandiri di rumah. Keluarga pasien itu, kata dia, seperti tak mau tahu prosedur penanganan terhadap jenazah Covid-19.
"Kami disuruh tanggung jawab dunia akhirat kalau proses jenazahnya itu tidak sesuai dengan kaidah-kaidah Islam," kata dia.
Sejumlah petugas dengan alat pelindung diri lengkap memakamkam jenazah dengan protokol Covid-19 di lokasi pemakaman khusus Covid-19 di Kelurahan Maliaro, Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa, 13 Juli 2021. Sedangkan pasien meninggal sebanyak 864 orang per hari ini. Total tercatat ada 68.219 pasien kasus Covid-19 yang meninggal. ANTARA/Harmoko Minggu
Keluarga jenazah menginginkan petugas memandikan jenazah layaknya bukan pasien Covid-19. Padahal sesuai prosedur operasional penanganan jenazah yang diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia, itu cukup melakukan tayamum saja.
"Sebelumnya kami sudah mempersilakan kepada keluarga apabila memang mau memandikan jenazah, akan kami pakaikan alat pelindung diri, tapi mereka tidak mau," kata dia.
Selain soal prosedur yang diatur tadi, Mustofa mengatakan alasan dia tak mau memandikan jenazah seperti biasa karena khawatir air di lingkungan tersebut tercemar. "Kami tidak berani mengambil risiko itu," ujar dia.
Baca juga: Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Tolak I9 WNA, Tak Punya Kartu Vaksin Covid-19