TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) menemukan kerumunan terjadi saat penyaluran bantuan sosial tunai (bansos tunai) di Jakarta. Hasil ini diketahui setelah dilakukan pemantauan pendistribusian bansos tunai di 25 kelurahan Ibu Kota pada 20-25 Juli 2021.
"Sebanyak 51,7 persen responden menyatakan terjadi kerumunan. Sisanya, 47 persen menyatakan tidak terjadi kerumunan," kata Sekretaris Jenderal SPRI Dika Moehammad dalam keterangan tertulisnya, Senin, 26 Juli 2021.
SPRI menghimpun keterangan dari 250 keluarga penerima manfaat yang dijadikan responden riset. Dari jumlah itu, 60,6 persen menerima bantuan sosial tunai (BST) dari pemerintah DKI dan 39,4 persen lainnya dari Kementerian Sosial.
Menurut Dika, 86,7 persen menyatakan penyaluran BST terlambat. Jumlah bansos tunai sebesar Rp 600 ribu untuk dua bulan juga dirasa tidak cukup. Dia menjabarkan 46,3 persen responden mengatakan bansos itu hanya cukup untuk satu pekan, cukup untuk empat hari (12,9 persen), dan cukup untuk tiga hari (14,2 persen).
Sebanyak 94,6 persen responden menyampaikan tidak ada pemotongan besaran bansos. "Penyaluran bansos kali ini umumnya tidak terjadi pungutan atau pemotongan," ucap Dika.
Pemerintah DKI Jakarta menyalurkan BST tahap kelima dan keenam, untuk periode Mei dan Juni, mulai 19 Juli 2021. Setiap keluarga mendapatkan total Rp 600 ribu.
Pemerintah daerah telah mentransfer BST kepada 907.616 KPM. Sebenarnya total ada 1.007.379 KPM yang berhak menerima BST. Namun, data 99.763 keluarga masih diverifikasi.
Baca juga: Waspada Penipuan Bansos Tunai Kemensos, Ahli IT Ditangkap