TEMPO.CO, Jakarta - Palang Merah Indonesia (PMI) membangun selter isolasi mandiri berbasis komunitas di permukiman padat DKI Jakarta untuk warga terpapar COVID-19 bergejala ringan hingga tanpa gejala. Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said mengatakan selter ini akan dikelola bersama dengan pengurus RT/RW setempat dan percontohannya direncanakan di tiga lokasi.
"Pada setiap selter itu, kami tidak hanya mendirikan fisiknya, tapi juga melakukan edukasi terhadap masyarakat bagaimana menjalankan isolasi mandiri," kata Sudirman saat ditemui di Kampus Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Senin, 26 Juli 2021. Tujuannya selter isolasi terkendali ialah untuk mengurangi klaster keluarga dan beban rumah sakit dalam menampung pasien COVID-19.
Rencananya, lokasi selter berada di Jalan Gatot Subroto Kavling 97 RW4 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan; Jalan RW2 Setu, Cipayung, Jakarta Timur; dan selter Lintas Raya Terpadu (LRT) Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Basis pelaksanaan isolasi terkendali adalah komunitas masyarakat yang terdekat dari tempat isolasi, sehingga ujung tombak sistem isolasi terkendali semuanya melibatkan masyarakat setempat. Pemantauan kesehatan akan melibatkan Puskesmas setempat.
Pendataan dilakukan oleh RT. Satgas COVID-19 di tingkat RT/RW akan mendata orang. Jika tenda isolasi sudah berdiri akan dikoordinir dua petugas, dari RT/RW dan dari PMI setempat. "Mereka yang akan mendata siapa yang bisa masuk ke isolasi ini."
PMI memerlukan tempat isolasi yang luas, aksesnya mudah dijangkau, dan dekat dengan permukiman warga.
Sudirman meninjau langsung lokasi isolasi mandiri di halaman Kampus Universitas Paramadina sekitar pukul 11.40 WIB. Rencananya, di lokasi itu akan didirikan dua tenda yang kapasitasnya dapat menampung hingga 24 orang.
Di RW2 Setu, Cipayung, Jakarta Timur ada tiga tenda yang berdiri di atas lahan Universitas Paramadina yang dapat menampung hingga 36 orang.
Lalu, di isolasi mandiri selter LRT Kelapa Gading tanpa tenda tapi memanfaatkan ruangan kantor dengan daya tampung hingga 25 orang dan bisa menampung keluarga.
Baca: Puncak Kasus Covid-19 di Kota Bogor Terjadi Pertengahan Juli