Jakarta – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI mencatat 20 pegawai PT Transjakarta meninggal karena Covid-19. Presiden KSPI Said Iqbal menduga kematian mereka akibat proteksi keselamatan dari perusahaan terhadap pegawainya di masa pandemi rendah.
Ia mempertanyakan apakah para pegawai Transjakarta sudah divaksin. "Aduh Pak Gubernur, Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan), sungguh kami sedih melihatnya. Apakah Pak Gubernur enggak peduli?” ujar Said dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 26 Juli 2021.
Berdasarkan laporan dari serikat pekerja Transjakarta, kata Said, angka vaksinasi di perusahaan milik daerah itu tergolong rendah. Di sisi lain, manajemen disebut tidak memberlakukan pembagian shift kerja sesuai dengan ketentuan Satgas Covid-19 di masa PPKM Darurat maupun PPKM Level 4.
Selama pembatasan kegiatan masyarakat, Transjakarta ditengarai mempekerjakan pegawai hingga 100 persen. Padahal, kata Said, sesuai ketentuan pemerintah pusat, perusahaan di sektor esensial diwajibkan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home sebesar 50 persen.
Said meminta Anies melakukan simulasi mendadak atau sidak ke kantor-kantor BUMD seperti yang telah dilakukan pemerintah Provinsi DKI Jakarta di perusahaan swasta. “Jangan sidak-sidak ke perusahaan lain, tapi di “rumah sendiri” tidak disidak,” ujar Said.
Baca Juga:
Direktur Utama TransJakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo mempertanyakan klaim data KSPI mengenai jumlah pegawai perusahaannya yang meninggal karena terinfeksi virus Corona. Sardjono meminta KSPI mengecek data secara berlapis.
“Pasti meninggalnya bukan karena hal lain? Enggak ada hubungannya belum divaksin terus meninggal?"
Ia mengakui Said Iqbal bebas berbicara. Ia juga mempersilakan Said membagikan data kepada publik. "Tapi itu sumbernya dari mana?” kata Sardjono melalui telepon.
Sardjono mengatakan, sejak awal pandemi Covid-19, perusahaan memiliki standar operasional prosedur tentang keselamatan dan keamanan pekerja. Selama PSBB, Transjakarta hanya mempekerjakan pegawai dari kantor sebanyak 25 persen.
Pada 2 Juli, Transjakarta juga menerbitkan Surat Edaran yang mengatur kerja dari rumah (WFH) bagi karyawan dan karyawati di kantor pusat perusahaan selama 15 hari. Sistem kerja dari rumah diterapkan 100 persen sampai 21 Juli 2021.
Karyawan yang bekerja di bagian pembayaran dan command center, sistem kerja dari rumah diberlakukan dengan kapasitas 90 persen. Artinya, 10 persen pegawai tetap bekerja di lapangan. Sedangkan untuk armada Transjakarta, pegawai yang masuk tak lebih dari 30 orang.
Sardjono mengklaim lebih dari 1.800 pegawai telah memperoleh vaksin Covid-19. “Ribuan pegawai divaksin duluan sebelum perusahaan lain melakukan vaksinasi.”
Pegawai yang tertular Covid-19 ditanggung penuh oleh perusahaan, mulai dari pengurusan rumah sakit, ruang isolasi, hingga oksigen. Sardjono memastikan manajemen Transjakarta menerima pembaruan data karyawan yang terkonfirmasi Covid-19 setiap hari. Dengan demikian, manajemen dapat mengantisipasi penularan virus corona di lingkungan perusahaan.
Baca: DKI Izinkan Ambulans, Mobil Jenazah, Tabung Oksigen Lewat Jalur Busway, Sebab...