TEMPO.CO, Jakarta - Buntut 14 pegawai Transjakarta meninggal karena Covid-19, dua pengguna bus rapid transit itu menyatakan tidak akan naik kendaraan itu hingga pandemi berakhir. Kemarin, Direktur Utama PT Transjakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengungkap data 14 karyawan meninggal akibat Covid-19 dan 625 karyawan terpapar virus corona.
Seorang pengguna rutin Transjakarta, Amel (20) sangat sedih mengetahui ada banyak karyawan BUMD DKI itu yang terpapar bahkan meninggal karena Covid-19. Dia menilai pemerintah tidak becus melindungi para karyawan Transjakarta yang tetap harus masuk kerja karena termasuk sektor esensial.
“Kalau mau tetap beroperasi, seharusnya karyawan Transjakarta diberikan fasilitas kesehatan yang memadai. Mereka kan sangat rawan terpapar," kata Amel saat dihubungi Tempo pada Rabu, 28 Juli 2021.
Menurut warga Jakarta itu, pemerintah harus memastikan semua karyawan Transjakarta telah divaksin dan rutin swab test.
Amel menyatakan tidak akan naik Transjakarta lagi sampai pandemi ini selesai.
Pegawai TransJakarta beraktivitas di Halte TransJakarta Harmoni, Jakarta, Rabu, 28 Juli 2021. Berdasarkan data terkini dari PT TransJakarta, akumulasi kasus positif Covid-19 di lingkungan TransJakarta mencapai 625 orang yang tersebar di beberapa divisi. TEMPO/Muhammad Hidayat
Seorang pegawai perusahaan pariwisata bernama Ferlyne (21) juga menyatakan tidak mau lagi naik Transjakarta. Padahal sebelumnya, dia rutin menggunakan Transjakarta ketika bepergian.
Ferlyne bahkan menyarankan agar Transjakarta untuk sementara dihentikan saja operasionalnya.
“Hentikan saja. 625 karyawan Transjakarta itu banyak banget. Kalau penanganannya jelek begini, mau nambah berapa cluster lagi?”
Ferlyne menilai bahwa angka kematian dan kasus positif Covid-19 itu merupakan peringatan keras bagi PT Transjakarta dan Pemprov DKI untuk mengevaluasi protokol kesehatan Covid-19 di Jakarta.
ZEFANYA APRILIA | TD
Baca juga: 625 Karyawan Transjakarta Kena Covid-19 Sepanjang Pandemi, Terbanyak di Halte