TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta mengkritik penggunaan anggaran belanja tidak terduga yang baru Rp 4,7 triliun atau 85,27 persen dari Rp 5,52 triliun. Anggota Fraksi Gerindra, Thopaz Nuhgraha Syamsul mengatakan, Pemerintah DKI belum memanfaatkan anggaran dengan maksimal.
"Fraksi Gerindra menyayangkan penggunaan BTT belum maksimal direalisasikan dalam menunaikan kegiatan Pemerintah DKI untuk menanggulangi permasalahan pandemi Covid-19 di Kota Jakarta," kata dia saat menyampaikan pandangan fraksi dalam rapat paripurna DPRD, Senin, 2 Agustus 2021.
Realisasi dana BTT terdiri dari Rp 918,61 miliar untuk bidang kesehatan dan Rp 3,78 triliun guna penyediaan jaring pengaman sosial. Gerindra berharap pemerintah DKI bisa membangun rumah sakit darurat menggunakan dana BTT.
Selain itu, posko peminjaman dan pengisian tabung oksigen dapat diperbanyak di setiap kecamatan. Tujuannya untuk mengantisipasi pasien Covid-19 harus kembali mengantre masuk ruang isolasi atau ICU di rumah sakit.
"Dengan demikian angka kematian pasien di rumah sakit dan saat isolasi mandiri dapat diminimalisasi," ujar dia.
Gerindra mengingatkan pasien Covid-19 yang sudah kritis menderita kondisi yang lebih parah hingga meninggal, karena belum mendapat pengobatan dari rumah sakit. Mereka meninggal saat masih menunggu antrean masuk ruang isolasi dan ICU. Anggaran belanja tidak terduga bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk mencegah korban wabah lebih banyak.
Baca: Anggaran Belanja Tidak Terduga DKI Tinggal Rp 84 Miliar, BPKD: Ini Angka Kritis