TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim angka kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota menurun. Pada puncak gelombang kedua 10 Juli 2021, 400 orang disebut dimakamkan dengan protap Covid-19 setiap hari. Sedangkan angka kematian terkonfirmasi Covid-19 sempat mencapai kisaran 200 setiap harinya.
Tapi kini, kata Anies, angka pemakaman dengan protokol Covid-19 telah turun di kisaran 50-an. Sementara angka kematian terkonfirmasi Covid-19 turun ke kisaran 40-an.
“Namun, bukan berarti angka 40-50-an itu hanya sekadar angka. Mereka adalah saudara-saudara kita yang punya keluarga, punya teman yang menyayangi dan membutuhkan mereka. Setiap kematian Covid-19 adalah terlalu banyak, dan harus terus kita tekan ke titik terendah," kata Anies secara tertulis, Ahad, 15 Agustus 2021.
Anies mengatakan penurunan tingkat kematian itu salah satunya disebabkan faktor turunnya beban fasilitas kesehatan di Jakarta. Per 12 Agustus 2021, kata dia, keterisian tempat tidur isolasi di rumah sakit adalah 33 persen dan keterisian ICU 59 persen.
"Bila kapasitas untuk Covid-19 terus kita pertahankan di titik tertinggi, maka angka keterisian RS kita bisa lebih rendah dari 33 persen dan 59 persen,” kata Anies.
Anies mengatakan jumlah kasus Covid-19 aktif di Ibu Kota juga sudah turun signifikan. Dari puncaknya 113.137 kasus pada 12 Juli 2021, sekarang jumlahnya hanya 9.881.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras begitu banyak pihak dan dengan dukungan kedisiplinan begitu banyak warga Jakarta, kita semua berhasil menurunkan kurva kasus aktif kembali ke bawah 10 ribu dalam waktu kurang dari satu bulan sejak puncak gelombang kedua," ujar Anies.
Anies mengatakan penurunan tak hanya terjadi pada jumlah kasus aktif, tapi juga penambahan kasus baru harian. Pada 12 Juli 2021 ada sekitar 14 ribu lebih kasus. Kini, kata Anies, penambahan kasus baru harian di DKI Jakarta turun hingga 1/14-nya.
Anies melanjutkan, data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia juga memperlihatkan perhitungan nilai Effective Reproduction Number (Rt) Jakarta kini tepat di angka 1,0. Artinya, kata dia, dalam indikator ini pandemi di Jakarta dapat dikatakan melandai.
“Artinya pandemi melandai, tapi belum benar-benar terus berkurang ke depannya. Masih ada risiko putar balik atau naik lagi, bila mobilitas penduduk Jakarta tiba-tiba kembali tinggi. Ini tentu harus kita jaga. Momentum penurunan nilai Rt harus terus dilanjutkan,” kata Anies Baswedan.
M YUSUF MANURUNG