TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari ketiga pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di Jabodetabek, sejumlah siswa merasa lebih efektif dalam belajar. Namun ada juga yang masih khawatir bertemu dengan banyak orang.
Atikah, seorang pelajar di SMK-SMAK Bogor sudah mulai sekolah tatap muka pada pelonggaran PPKM pada pekan ini. Kebetulan sekolahnya sudah lolos tahap verifikasi dan telah melaksanakan PTM terbatas.
“Lebih baik offline, soalnya banyak praktiknya. Jadi lebih efektif belajarnya,” katanya saat dihubungi pada Rabu, 1 September 2021.
Olga, siswi SMAK Mater Dei Pamulang, Tangerang Selatan, tak seberuntung Atikah. Dia masih harus menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sekolahnya belum lolos tahap verifikasi sebab masih ada beberapa civitas academica sekolah yang belum vaksinasi.
Dia berharap agar sekolahnya bisa segera menerapkan PTM. “Aku sih dukung sekolah segera offline, soalnya PJJ malah buat aku enggak paham sama materi yang disampaikan guru,” kata Olga.
Lain halnya dengan Janice, siswi SMAK 5 PENABUR, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang masih ragu dengan penerapan pembelajaran tatap muka. Ia setuju PTM lebih efektif bagi siswa untuk belajar, tetapi ada risikonya.
“Tapi kalau masuk offline kan, kita enggak tahu ya orang lain kayak sering pergi-pergi atau ketemu siapa aja,” katanya.
Mengacu dengan penerapan PPKM Level 3 di Jabodetabek, PTM Terbatas mulai dilakukan sejak Senin, 30 Agustus 2021. Aturannya tercantum dalam Surat keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 03/KB/2021, Menteri Agama Nomor 384 Tahun 2021, Menteri Kesehatan Nomor HK 01.08/Menkes/4242/2021, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 440-717 Tahun 2021.
ZEFANYA APRILIA
Baca juga: Dukung PTM Terbatas di Jabodetabek, Orang Tua: Enggak Mungkin Dia Scroll TikTok