TEMPO.CO, Jakarta - Akibat dirilisnya kronologi pelecehan seksual di KPI, keluarga mengaku turut merasakan imbas dengan adanya perundungan terhadap mereka.
“Bullying tersebut sampai ke klien dan keluarga, bahkan sampai keponakan klien yang masih kecil. Ia di-bully oleh teman-temannya dan itu nyata,” ujar kuasa hukum RT dan EO, Tegar Putuhena pada Selasa, 7 September 2021.
Adapun bentuk perundungan yang diterima oleh keluarga diantaranya adalah cacian kata-kata kotor yang dikirim via direct message, kemudian postingan foto ditambah dengan kata-kata yang tidak pantas.
Menurut Tegar, jika diurut ke belakang, bullying itu bermula dari MSA sebagai sumber rilis kronologi pelecehan seksual tersebut, “Jadi apa bedanya dia mengaku sebagai korban tapi dia juga melakukan bullying,” tambah penjelasannya.
Sebelumnya diungkap bahwa terduga pelaku juga ingin melaporkan balik MSA, dimana ia sebagai sumber dari kronologi pencabulan di KPI dan mengakibatkan tersebarnya identitas terduga pelaku di media.
“Artinya ini ada perundungan baru, maka kita juga turut melaporkan kepada pihak kepolisian bahkan Komnas HAM,” ujar Tegar ihwal buntut kasus pelecehan seksual.
SYIFA INDRIANI | DA
Baca juga : Kasus Pelecehan Seksual: Pegawai KPI Masih Sangat Trauma