TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkap beberapa cara untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian Mu. Menurut Dicky, cara yang efektif adalah penerapan protokol kesehatan, vaksinasi serta 3 T, yaitu tracing, testing, dan treatment.
Pakar epidemiologi itu mengatakan penerapan protokol kesehatan tidak cukup hanya 3M, melainkan 5M, yaitu mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi.
“Strateginya tetap sama, dengan 3T, 5M, dan vaksinasi,” kata Dicky dalam keterangan tertulisnya, Jumat 10 September 2021.
Epidemiolog itu mengatakan, varian Mu harus diawasi sejak dini karena bisa menular dengan cepat. Sejak ditemukan, varian Mu sudah terdeteksi di 43 negara hanya dalam 9 bulan.
"Itu berarti cepat," kata pakar dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia itu.
Varian baru Covid-19 ini sangat berbahaya karena bisa menurunkan efikasi vaksin dan antibodi. Penyintas Covid-19 dari varian Alfa dan varian Delta tetap berpeluang terinfeksi varian Mu.
Langkah pemerintah memperketat pintu masuk terhadap pendatang dari luar negeri, menurut dia sudah tepat. Pendatang tidak cukup hanya memperlihatkan hasil tes negatif Covid-19, melainkan tetap harus menjalani karantina covid-19.
Untuk menghindari Covid-19 varian Mu menyebar di Indonesia, Dicky menganjurkan pendatang harus dikarantina selama tujuh hari untuk orang yang sudah divaksin lengkap dengan vaksin jenis messenger RNA. Pendatang itu baru boleh masuk Indonesia setelah tesnya negatif. "Kalau yang belum vaksin lengkap, harus karantina 14 hari, dan setelah itu hasil tesnya negatif,” katanya.
Baca juga: 9 Tips Isolasi Mandiri untuk Pasien Covid-19