TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria enggan berkomentar banyak soal biaya commitment fee ajang balap mobil listrik Formula E di Jakarta yang disebut-sebut lebih mahal dari kota lain.
Menurut Riza Patria, pihaknya hanya mengikuti ketentuan yang ada. “Kami ada perbedaan commitment fee antara Asia dan Eropa. Kami mengikuti aturan dan ketentuan yang ada dari Formula E,” kata dia usai menghadiri acara Pembukaan Musyawarah Wilayah III GMPI Jakarta pada Ahad, 19 September 2021.
Sebelumnya, Partai Solidaritas Indonesia atau PSI mempertanyakan tingginya biaya commitment fee yang ditanggung Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI, sebesar 122,102 juta Poundsterling atau Rp 2,4 triliun. Wakil Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI dari Fraksi PSI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengatakan biaya yang harus dibayar kota penyelenggara Formula E di beberapa kota tak setinggi DKI.
Ia mencontohkan Formula E di Montreal, Kanada, terdapat biaya Nomination Fees for the City of Montreal sebesar C$ 151.000 atau setara Rp 1,7 miliar dan race fee sebesar C$ 1,5 juta atau Rp 17 miliar. “Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakpro patut jeli dan mempertanyakan mengapa penerapan biaya commitment fee di berbagai kota berbeda? Mengapa Montreal hanya membayar 5 persen dari biaya commitment fee yang ditagihkan Dispora?” ujar dia dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, 16 September 2021.
Adapun biaya commitment fee yang harus dibayarkan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk lima tahun penyelenggaraan Formula E, kata Anggara, sekitar 122,1 juta Poundsterling. Berdasarkan surat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI yang ditujukan ke Gubernur Anies mengenai laporan atas rencana kegiatan Formula E pada 15 Agustus 2019, biaya itu wajib dilunasi. “Jika tidak maka dianggap wanprestasi dan dapat digugat di Arbitrase Internasional di Singapura,” ucap Anggara.
Baca juga: Ketua Fraksi PDIP Sebut Lobi Interpelasi Formula E Dapat Tanggapan Positif
ADAM PRIREZA