TEMPO.CO, Jakarta - Berstatus sebagai ibu kota negara dan kota megapolitan tak membuat DKI Jakarta kekurangan objek wisata. Meski tidak banyak memiliki wisata alam, Jakarta mempunyai beberapa tempat yang layak untuk dikunjungi dengan tujuan menambah nilai-nilai keagamaan.
Wisata religi menjadi salah satu model wisata yang bernuansa keagamaan atau keyakinan tertentu. Beberapa objek wisata religi di Jakarta terbuka untuk siapapun yang ingin berkunjung tanpa memandang latar belakang agama mereka.
Berkunjung ke tempat wisata religi bisa menambah wawasan pengetahuan soal hal-hal perkembangan agama tertentu. Menambah pengalaman sosial juga menjadi nilai lebih dari berkunjung ke tempat wisata religi.
Berikut ini merupakan beberapa wisata religi yang tersebar di Jakarta.
- Makam Pangeran Syarif Datuk Banjir
Mengutip dari Jakarta-tourism.go.id, Pangeran Syarif Datuk Banjir merupakan pendakwah Islam masyhur dari Jayakarta. Ia salah satu ulama yang disegani pada abad 17 hingga ke 19.
Wisata religi ini berada di kompleks makam keramat Lubang Buaya, Jakarta Timur. Posisinya tepat di balik tembok belakang Monumen Pancasila Sakti. Di kompleks ini, ada empat nisan berjajar yang seluruhnya merupakan keluarga Datuk.
Ketika ingin mengunjungi wisata religi ini, pengunjung bakal melihat sebuah kamar berukuran 2x3 meter yang dibalut dengan ranjang besi biru sebagai pelindung makam Pangeran Syarif Datuk Banjir.
- Pura Aditya Jaya
Pura Aditya Jaya merupakan sebuah tempat ibadah pemeluk agama Hindu. Pura Aditya Jaya berlokasikan di Rawamangun, Jakarta Timur. Pembangunana awal pura ini dimulai pada 1972 dan berakhir pada 1997.
Seperti pada umumnya, berkunjung ke tempat wisata religi mesti mengikuti peraturan yang berlaku. Sebabnya pengunjung yang ingin datang ke Pura Aditya Jaya ini perlu mengenakan selendang.
Kompleks Pura Aditya Jaya memiliki area yang cukup luas dengan konstruksi bangunan dan ornamen bergaya khas Bali. Pada perayaan hari besar agama Hindu, Pura Aditya Jaya bakal dipadati oleh ribuan umat Hindu beribadah, tak hanya itu pura ini juga difungsikan sebagai tempat latihan atau beragam pementasan kesenian Bali.
- Vihara Amurya Bhumi
Berusia sudah 330 tahun, Vihara Amurva Bhumi menjadi tempat ibadah umat Buddha paling tertua di Jakarta Timur. Berlokasikan di Pasar Lama, Jatinegara, Jakarta Timur, vihara ini memiliki kontruksi bangunan yang menarik. Hampir di setiap sisi bangunan vihara ini dibalur oleh warna merah dan kuning.
Vihara Amurya Bhumi dihiasi dengan patung dewa dengan bermacam lilin merah yang menyala. Kondisi penampakan tersebut sebagai simbol cahaya kehidupan.
Atribut-atribut keagaman lainnya juga ada di vihara ini, salah satunya beduk. Terdapat tiga buah beduk di dalam vihara sebagai simbolisasi memanggil para dewa dengan melakukan pukulan pada beduk sebelum melakukan sembahyang.
- Gereja Katedral.
Gereja yang bernama De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming atau Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga ini memiliki gaya bangunan arsitektur ala neo-gotik seperti kebanyakan bangunan di eropa. Bangunan ini menurut berbagai sumber berdiri sejak 1901.
- Masjid Istiqlal
Tak lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke Masjid Istiqlal jika berada di DKI Jakarta. Terletak di pusat kota, masjid terbesar di Indonesia ini amat mudah dijangkau dengan berbagai angkutan umum.
Berkunjung ke Masjid Istiqlal saat ini akan memberi pengalaman tersendiri lantaran pemerintah baru saja menyelesaikan renovasi besar-besaran di seluruh kompleks masjid. Selain itu dalam waktu dekat pembangunan terowongan silaturahmi, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di seberangnya, segera rampung.
TIKA AYU
Baca juga:
Resmikan Rusun Pasar Rumput, Jokowi: Istimewa Ada Pasar dan Kios