TEMPO.CO, Depok - Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok Gandara Budiana mengatakan 27 lokasi porak poranda akibat angin puting beliung pada Selasa sore kemarin.
"Ada beberapa yang sedikit berat, ada yang kena rumah kemudian kena kendaraan roda dua, roda empat dan menghalangi jalan," kata Gandara di Depok, Rabu 22 September 2021.
Menurut Gandara, bencana angin kencang ini adalah yang terparah di Kota Depok selama ini. "Tahun ini yang terparah," ujarnya.
Namun tidak ada peningkatan status siaga bencana setelah peristiwa itu. "Hanya saja masyarakat agar tetap waspada mengantisipasi kejadian-kejadian selanjutnya," kata Gandara.
Potensi bencana alam masih bisa terjadi mengingat saat ini sedang terjadi perubahan cuaca.
Sejumlah pohon tumbang di kawasan Jalan Raya Tanah Baru, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu, 22 September 2021. Hujan deras yang disertai angin kencang di Depok pada Selasa (21/9) sore mengakibatkan banyaknya pohon tumbang dan beberapa bangunan yang rusak. TEMPO/M Taufan Rengganis
Forecaster on Duty BMKG Bogor Retno Kartika mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi di Kota Depok pada Selasa sore kemarin disebabkan oleh Gelombang Kelvin.
"Kombinasi antara Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan gelombang tipe low frequency dapat meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut," kata Retno.
Retno mengatakan, saat kejadian itu, awan konvektif telah terlihat di Kota Depok. "Pukul 15.00 awan itu semakin berkembang dan mengalami proses matang yang mengindikasikan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada periode tersebut," kata Retno.
Terpaan puting beliung disertai hujan deras sekitar pukul 17.00 WIB itu menyebabkan baliho dan pohon tumbang di Kota Depok. Tak sedikit kendaraan rusak karena tertimpa material.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penghitungan resmi dari Pemerintah Kota Depok soal berapa kerugian akibat bencana angin kencang itu.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Baca juga: Cerita Warga Depok Saat Angin Kencang Menghantam Wilayah Itu Kemarin