JAKARTA- Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyatakan telah menelusuri data Ditjen PAUD Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang klaster Covd-19 selama sekolah tatap muka. Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, dari 25 sekolah yang dinyatakan klaster Covid-19 oleh Kementerian Pendidikan hanya dua di antaranya yang termasuk dalam 610 sekolah yang menggelar sekolah tatap muka terbatas. Dua sekolah itu adalah SMP Cindera Mata Indah dan SMKS Yadika 2 Jakarta.
"Berdasarkan data di lapangan, sejak dimulai pembelajaran tatap muka terbatas tahap 1, tidak terdapat kasus Covid-19 di sekolah itu, baik dari peserta didik maupun pendidik dan tenaga kependidikan," kata Nahdiana dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 24 September 2021.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat ada 25 klaster Covid-19 di sekolah tatap muka per 22 September 2021 pukul 18.08 WIB. Data ini tertera dalam situs Kemdikbud. Namun, situs itu tidak menjelaskan kapan survei dilakukan.
Temuan ini diperoleh dari survei terhadap 900 responden sekolah. Hasil survei itu memperlihatkan ada 25 klaster pembelajaran tatap muka, 875 tidak ada klaster pada sekolah tatap muka, 227 pendidik dan tenaga kependidikan positif Covid-19, dan 241 peserta didik positif Covid-19.
Nahdiana menjelaskan bahwa survei Dirjen PAUD dilakukan kepada responden sekolah dan bukan berdasarkan hasil surveilans Dinas Kesehatan tentang kasus positif yang ditemukan. A mengatakan survei itu tidak menggambarkan kasus baru pascasekolah tatap muka terbatas digelar lantaran berlangsung pada Januari-September 2021.
Ia menyebut yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana penanganan bila ditemukan kasus positif Covid-19 saat dilaksanakan sekolah tatap muka terbatas. Menurut dia, tak menutup kemungkinan hal itu akan terjadi. Nahdiana menyebut pihaknya telah membuat standar prosedur kedaruratan dengan melakukan pelacakan, pengetesan, dan perawatan serta penutupan sekolah sementara selama 3x24 jam untuk disemprot disinfektan.
"Dinas Pendidikan DKI Jakarta bekerja sama untuk tes swab antigen secara berkala di sekolah tatap muka Terbatas, untuk melihat positivity rate di sekolah,” kata Nahdiana.
Baca: