Terakhir, Jumeri menyebut isu soal 15 ribu siswa dan 7 ribu guru positif Covid-19 berasal danri laporan 46.500 satuan pendidikan yang belum terverifikasi sehingga masih ditemukan kesalahan.
"Misalnya, kesalahan input data yang dilakukan satuan pendidikan seperti laporan jumlah guru dan siswa positif Covid-19 lebih besar daripada jumlah total guru dan siswa pada satuan pendidikan tersebut," ucap dia.
Seperti diketahui sebelumnya, berdasarkan data yang dipublikasi oleh Kemendikbudristek, di Jakarta ada 25 sekolah yang disebut menjadi klaster penyebaran Covid-19. Dinas Pendidikan lantas menginvestigasi hal tersebut dan menyatakan tak menemukan adanya klaster sekolah selama masa PTM terbatas sejak akhir Agustus lalu.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan dari 25 sekolah yang dinyatakan klaster Covid-19, hanya 2 di antaranya yang termasuk dalam 610 sekolah yang menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
ilustrasi sekolah tatap muka /ANTARA/Yulius Satria Wijaya
“Yaitu SMP Cindera Mata Indah dan SMKS Yadika 2 Jakarta. Berdasarkan data di lapangan, sejak dimulai PTM Terbatas Tahap 1, tidak terdapat kasus Covid-19 di sekolah tersebut, baik dari peserta didik maupun pendidik dan tenaga kependidikan," kata Nahdiana dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 24 September 2021.
Nahdiana menjelaskan bahwa survei Dirjen PAUD dilakukan kepada responden sekolah dan bukan berdasarkan hasil surveilans Dinas Kesehatan tentang kasus positif yang ditemukan. "Survei tersebut tak menggambarkan kasus baru pasca-PTM terbatas digelar lantaran berlangsung pada bulan Januari-September 2021," terkait isu klaster Covid-19 tersebut.
Baca : Kasus Covid-19 Ditemukan di 6 Sekolah Jakarta Selama Pembelajaran Tatap Muka
ADAM PRIREZA
#Jagajarak
#Cucitanganpakaisabun
#Pakaimasker