TEMPO.CO, Depok - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) menemukan, ada 200 manusia silver yang melibatkan balita, bayi dan ibu di Kota Depok.
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan, hampir dari seluruh masyarakat yang ditemukan menjadi manusia silver itu karena desakan ekonomi karena pandemi Covid-19.
"Dari data yang dikumpulkan dari berbagai sumber manusia silver, ada banyak bermunculan manusia silver di Kota Depok disebabkan merebaknya pandemi Covid-19," kata Arist melalui keterangan resminya, Senin 27 September 2021.
Arist mengatakan, rata-rata mereka yang menjadi manusia silver, sebelumnya adalah pemulung, sopir angkot, dan pedagang kaki lima yang terpaksa berpindah profesi.
"Mereka terpaksa berpindah profesi sebagai keluarga manusia silver," ujar Arist.
Arist mengatakan, penanganan terhadap manusia silver yang belakangan banyak bermunculan tidak bisa melalui pendekatan kriminalitas.
"Masalah sosial kesejahteraan baru ini harus dicari solusi melalui pendekatan kemanusiaan dan akar masalah yang menjadi penyebabnya," katanya.
Arist pun menambahkan, salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengadopsi dan merawat para anak-anak yang berada pada ekonomi bawah dan terpaksa menjadi manusia silver itu.
"Demi kepentingan terbaik, anak ini (manusia silver), Pemerintah wajib mengalokasikan dana yang cukup memadai untuk pelayanan sosial kemanusiaan," kata Arist.
"Pendekatan kriminalitas bukan solusi tetapi justru menambah meningkatnya masalah sosial baru anak dan keluarga." demikian Arist ihwal manusia silver yang tampaknya kian fenomenal.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Baca : Viral Bayi Dicat Silver di Pamulang, Dijemput Balai Rehabilitasi Kemensos