TEMPO.CO, Jakarta – Temuan 66 kasus Covid-19 selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Jakarta membuat sebagian warga Jakarta khawatir penularan virus corona akan kembali melonjak. Dinas Pendidikan DKI pun menunda uji coba PTM Terbatas di 1.509 sekolah hingga pekan depan.
Fakhri Rajib, mahasiswa Teknik Informatika menyebut PTM terbatas harus dihentikan serta perlu adanya evaluasi lanjutan. Dia berharap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim tidak tergesa-gesa memberlakukan PTM.
“Menurut saya PTM ini harus dihentikan terlebih dahulu, dievaluasi. Jangan terlalu terburu-buru deh mas Menteri. Dievaluasi dulu aja dari 66 kasus ini. Baru deh setelah itu mau PTM seluruh jenjang pendidikan juga boleh,” kata Rajib saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 September 2021.
Ia tidak setuju apabila PTM diperluas, setelah ada temuan 66 kasus Covid-19. "66 kasus itu harap dipertanggungjawabkan dan diperhatikan, jangan dilepas aja seperti bahan percobaan,” ujarnya.
Berbeda dengan Fakhri, seorang warga Jakarta bernama Ridho Fachrezi tetap mendukung jumlah sekolah yang menerapkan PTM Terbatas ditambah. “Kalau diperluas sih gua setuju banget, tapi mungkin bertahap ya. Mengingat responsibilities kepala daerah atau orang yang punya otoritas gitu kan, juga harus pertimbangkan many aspect,” kata Ridho kepada Tempo.
Namun mahasiswa Ilmu Komunikasi itu berpendapat PTM harus dievaluasi kembali. “Bukan berarti diberhentikan lagi dalam waktu yang lama. Karena sekarang kondisinya kan selain sektor pendidikan, kek ekonomi dan hiburan kan udah jalan lagi. No excuses kalau misalkan buat pendidikannya di postponed dalam waktu yang lama.
Dia berharap proses evaluasi PTM terbatas itu dapat dilakukan secara objektif. "Ga usah terburu-buru, ga usah kelamaan juga. Yang penting hasilnya nanti bisa menurunkan angka penyebaran,” ujarnya.
YULIANTI PUTRI ZELITA | TD
Baca juga: Dinas Pendidikan DKI Jelaskan Penyebab Penundaan PTM di 1.509 Sekolah