TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtyas mengatakan, pekerjaan konstruksi pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah atau TPPAS Lulut-Nambo di Kabupaten Bogor secepatnya akan masuk tahap konstruksi. “Langsung konstruksi Oktober nanti,” kata dia, saat dihubungi Tempo, Kamis, 29 September 2021.
Prima mengklaim, sudah tidak ada lagi ganjalan dalam pengerjaan proyek Nambo tersebut. “Semua kabupaten/kota sudah klir. Izin semua beres. Kemarin juga sudah ditandatangani adendum perjanjian kerja sama,” kata dia.
Pada 14 Agustus 2021 lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah menandatangani adendum Perjanjian Kerja Sama (PKS) pembangunan TPPAS Lulut-Nambo. Adendum tersebut berisi perubahan jadwal konstruksi, serta target operasional TPPAS Lulut-Nambo.
Adendum tersebut muncul setelah PT JBL dengan komposisi pemegang saham lama, saham mayoritas oleh investor Korea Selatan yang menggandeng partner lokal Panghegar Grup, wanprestasi. Pengerjaan proyek molor hingga tenggat terlewati. “Dari sisi waktu harusnya 26 Juni kemarin selesai,” kata Prima.
Selanjutnya seluruh saham PT JBL diambil alih PT Jasa Sarana, BUMD milik Jawa Barat. Yang selanjutnya menawarkan saham Panghegar Grup pada investor baru. Lewat beauty contest terpilih Euwelle Tech yang selanjutnya memegang 80 persen saham PT JBL.
Prima mengatakan, tidak ada perubahan dalam proyek pengolahan sampah Nambo selain perubahan jadwal dan tenggat yang sudah tuntas lewat penandatanganan adendum oleh gubernur Jawa Barat. Tipping fee yang disepakati tidak berubah yakni Rp 125 ribu per ton. “Dari sisi kuota sampah, tipping fee gak ada perubahan,” kata dia.
Prima mengatakan, seluruh kewajiban pemerintah daerah untuk mendukung pengerjaan proyek Nambo sudah tuntas. “Dari sisi infrastruktur, dan lahan sudah. Penataan internal sudah. Insya Allah bisa langsung mulai konstruksi,” kata dia.
Prima mengatakan, jika tidak ada kendala maka tahun depan Nambo sudah bisa beroperasi. “Januari 2022 sudah bisa beroperasi 40 persen,” kata dia.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan Euwelle Tech. sebagai rekanan PT Jasa Sarana untuk meneruskan proyek Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo. “Yang bikin kita yakin mereka project-nya banyak sehingga kita lebih reug-reug istilahnya, bahwa ini bisa berjalan sesuai on time,” kata dia di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Selasa, 23 Maret 2021.
Ridwan Kamil mengaku, dirinya yang meminta agar partner PT Jasa Sarana, BUMD milik pemerintah Jawa Barat, mengambil alih seluruh saham PT Jabar Bersih Lestari (JBL), pemenang lelang TPPAS Lulut Nambo. PT Jabar Bersih Lestari adalah konsorsium yang dibentuk pemenang lelang sebelumnya, investor asal Korea Selatan yang menggandeng partner lokal Panghegar Grup, dan belakangan bergabung PT Jasa Sarana sebagai partner BUMD yang wajib masuk di dalamnya sebagai syarat lelang.
“Ini adalah memang arahan saya memberhentikan investor terdahulu yang sudah panjang lebar kita pilih ternyata wanprestasi. Sehingga saya belajar lebih teliti lagi, kita jangan mudah terbuai oleh hal-hal yang sifatnya luar biasa ternyata ujung-ujungnya gak punya duit, teknologi ngaco dan lain sebagainya,” kata Ridwan Kamil.
Baca juga: Warga Sekitar TPST Bantargebang Minta Uang Bau Sampah Naik, DKI: Didiskusikan
AHMAD FIKRI