TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan pada periode Januari-September 2021 terjadi 1.132 peristiwa kebakaran di Ibu Kota. Jumlah itu lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun-tahun lalu.
Walaupun, beberapa waktu ke belakang peristiwa kebakaran kerap terjadi di Jakarta. “Frekuensi kebakaran periode Januari sampai dengan September tahun 2019 sebanyak 1.598 kebakaran, tahun 2020 1.143 kebakaran,” kata Satriadi lewat pesan pendek pada Jumat, 8 Oktober 2021.
Berdasarkan data yang ia berikan, kebakaran hingga September tahun ini paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Selatan dengan 328 peristiwa. Selanjutnya adalah Jakarta Timur 254 peristiwa kebakaran, Jakarta Barat 238 peristiwa, Jakarta Utara 166 peristiwa, dan 146 peristiwa di Jakarta Pusat.
Jika dibandingkan dengan 2019 dan 2020, jumlahnya masih sama. Jakarta Selatan menjadi wilayah yang paling banyak terjadi peristiwa kebakaran. Bahkan, jumlahnya meningkat, yaitu pada 2020 tercatat ada 287 kebakaran di wilayah tersebut. “(Penyebabnya) Padat hunian dan luas wilayah,” kata Satriadi.
Dalam konteks penyebab, sebanyak 61,4 persen kebakaran dari Januari sampai September tahun ini diakibatkan oleh korsleting listrik. Kemudian kebocoran gas sebesar 9,5 persen, pembakaran sampah 5,9 persen, rokok 2,1 persen, lilin 0,2 persen, dan lainnya 20,8 persen.
Selama tiga tahun terakhir kebakaran memang selalu didominasi oleh korsleting listrik. Satriadi menyebut pada 2020 sebanyak 60,8 persen kebakaran disebabkan oleh hal itu, sedangkan pada 2019 sebesar 54,4 persen.
Baca juga: Kebakaran di Kawasan Padat Penduduk Tanjung Priok Hanguskan 57 Rumah
ADAM PRIREZA